Tampilkan postingan dengan label muntah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label muntah. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 September 2017

Mengenali Jenis dan Gejala Batuk pada Bayi

Makanan bayi sehat – Penyakit apa yang paling sering diderita oleh bayi? Iya, batuk. Kadang disertai pilek. Batuk pilek merupakan penyakit gabungan, yang kadang datang bersama-sama, bergantian atau pun terpisah.

Batuk, meskipun kadang suaranya sangat memprihatinkan, tetapi lebih sering bukan sebuah gejala penyakit yang serius. batuk pada bayi juga menjadi salah satu mekanisme penting untuk membersihkan jalan masuk udara di dalam dada dan tenggorokan. Untuk kasus-kasus ringan, Ibu mampu menggunakan solusi sederhana untuk menghilangkan batuk. Khusus untuk kondisi yang lebih serius, maka Ibu perlu mencari sumbangan dokter.

Kemungkinan Penyebab Batuk pada Bayi


Batuk Kering
Batuk kering sering merupakan indikasi alergi atau cuek pada bayi. Batuk semacam ini dapat membantu menghilangkan iritasi yang dirasakan oleh bayi yang menderita infeksi tenggorokan.

Batuk berair / berdahak
Batuk berair seringkali menjadi iindikasi penyakit pernapasan yang berasal dari infeksi bakteri. Batuk semacma ini dapat menghasilkan pembentukan lendir atau dahak di jalan masuk napas bayi. Sel darah putih yang memerangi kuman dapat ditemukan dalam lendir atau dahak.

Batuk Barky (barky: menyalak)
Pembengkakan pada adegan atas dari trakea atau laring mampu menjadikan terjadinya batuk barky. Alasan untuk pembengkakan ini biasanya Croup, di mana jalan masuk udara kecil anak menjadi bisul sehingga membuatnya sulit untuk bernapas. Penyebab Croup termasuk infeksi kuman atau alergi.

Croup dapat disebabkan oleh alergi, perubahan suhu pada malam hari, dan yang umum yaitu infeksi jalan masuk napas atas. Ketika jalan masuk napas anak mengalami inflamasi, akan terjadi pembengkakkan akrab atau di bawah pita suara, membuat anak sulit bernapas. Anak di bawah usia 3 tahun cenderung terserang croup karena batang tenggoroknya sempit.

Croup dapat terjadi tiba-tiba, di tengah malam dikala anak tidur. Sering disertai bunyi keras ketika anak menarik napas.

Batuk Rejan
Merupakan salah satu ciri dari penyakit pertusis, penyebab batuk rejan yaitu kuman dengan nama Bordetella Pertussis. Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diakhiri dengan bunyi keras dikala anak menarik napas. Batuk rejan biasanya disertai dengan gejala ibarat bersin-bersin, demam ringan dan pilek. Walaupun pertusis dapat terjadi pada semua usia, umumnya terjadi pada balita di bawah usia 1 tahun yang tidak diimunisasi. Vaksin pertusis yang merupakan adegan dari imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis) rutin diberikan dalam 5 dosis sebelum anak berusia 6 tahun. Penting untuk mengikuti acara imunisasi yang disarankan oleh dokter.

Pertusis sangat menular. Bakteri dapat menyebar antar insan di udara melalui percikan cairan dari hidung atau verbal orang yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk atau tertawa. Orang lain dapat juga terinfeksi karena menghirup percikan atau menyentuh verbal atau hidung yang terkena percikan.

Batuk Rejan dengan Napas berbunyi (mengi)
Batuk yang disertai bunyi napas mampu menjadi tanda dari bengkkanya jalan masuk napas bawah paru-paru anak. Suara mengi terjadi ketika bayi mengembuskan napas dikala batuk. Asma atau bronkitis yaitu alasan untuk jenis batuk

Batuk Malam hari
Banyak batuk bertambah buruk di malam hari karena penyumbatan dalam hidung dan sinus yang mengalir sepanjang tenggorok dan menjadikan iritasi ketika anak berbaring. Ini menjadi dilema jikalau anak sulit untuk tidur. Asma juga dapat memicu batuk di malam hari karena jalan masuk napas cenderung menjadi sensitif dan mudah teriritasi pada malam hari.

Batuk Siang hari
Alergi, asma, dingin, dan infeksi pernapasan dituding sebagai penyebab batuk di siang hari. Udara cuek dan acara yang berat dapat memperparah batuk ini, namun biasanya akan mereda di malam hari ketika anak beristirahat. Perlu untuk meyakinkan bahwa di rumah tidak ada satu pun yang membuat anak batuk ibarat pengharum ruangan, binatang peliharaan, dan asap (terutama asap tembakau)

Batuk dengan Demam
Batuk yang disertai demam dan hidung berair biasanya terjadi karena flu. Namun jikalau demam melewati 39 derajat celcisus, dapat berarti pneumonia, terutama jikalau anak terlihat lesu dan bernapas dengan cepat. Pada keadaan ini, segera hubungi dokter anak.

Batuk dengan Muntah

Umumnya anak batuk karena dipicu oleh refleks penyumbatan. Ini bukan hal yang berbahaya, kecuali jikalau muntah tidak berhenti-berhenti. Anak yang menderita batuk disertai flu atau asma dapat muntah jikalau terlalu banyak lendir mengalir ke dalam perut dan menjadikan mual.

Batuk Menetap / Persisten
Batuk mampu berlangsung selama berminggu-minggu jikalau disebabkan oleh infeksi sinus, alergi atau asma. Batuk yang disebabkan flu dapat hilang dalam seminggu, kecuali anak anda mengalami flu lagi setelahnya. Batuk yang berlangsung lebih dari 3 ahad menjadi batuk menetap dan harus diperiksa oleh dokter.

Kapan Harus Menghubungi Dokter Anak?
Kebanyakan batuk pada anak tidak perlu dikhawatirkan. Namun konsultasikan dengan dokter jikalau anak anda:
•    Sulit bernapas
•    Bernapas lebih cepat dari biasanya
•    Bibir, wajah atau pengecap berwarna kebiruan
•    Demam tinggi (terutama pada bayi atau keadaan hidung berair; hubungi dokter anak anda jikalau bayi di bawah usia 3 bulan mengalami demam)
•    Bayi (usia 3 bulan atau kurang) yang batuk lebih dari beberapa jam
•    Bunyi keras ketika bernapas setelah batuk
•    Batuk berdarah
•    Terdengar bunyi nyaring ketika menarik napas
•    Berbunyi ketika mengembuskan napas (kecuali Ibu telah mengetahui cara mengontrol asma dari dokter anak)
•    Terlihat lesu dan kesakitan

Pengobatan Medis
Salah satu cara mendiagnosa batuk yaitu dengan mendengar. Dokter anak akan menentukan pengobatan berdasarkan bunyi batuk yang terdengar.

Karena dominan penyakit pernapasan disebabkan oleh virus, umumnya dokter tidak meresepkan antibiotik untuk batuk. Jika dokter mencurigai adanya infeksi bakteri, beliau akan meresepkan antibiotik. Beberapa penyakit yang berkaitan dengan batuk akan berkembang dengan sendirinya kemudian.

Kecuali batuk anak anda mengganggu tidur, penggunaan obat batuk tidak diperlukan. Jika anda memilih obat batuk bebas yang menekan batuk, konsultasikan dengan dokter untuk meyakinkan dosis yang sempurna karena setiap obat memiliki efek samping dan mungkin dapat berbahaya bagi bayi dan anak-anak.

Bagaimana menangani batuk pada bayi
 
•    Menjaga anak tetap terhidrasi yaitu penting, jadi memberi anak jus merupakan wangsit yang baik. Namun hindari jus jeruk karena mampu mengiritasi tenggorokan. Meningkatkan asupan susu dan juga memberi makan mampu membantu menenangkan tenggorokan yang menambah cairan yang dibutuhkan anak untuk memerangi infeksi.
•    Membuat udara di kamar biar tetap lembab mampu membantu anak tidur nyenya. Atau, bawa bayi ke udara terbuka mampu juga mengatasi batuk, tetapi Ibu tetap harus memastikan untuk membatasi perjalanan bayi di luar ruangan.
•    Istirahat yang banyak penting untuk meringankan gejala batuk pada bayi.
•    Uap dapat menjadi metode yang efektif untuk menghilangkan gejala batuk pada bayi. 
•    Khusus untuk asma. Anak-anak yang menderita asma harus dibawa ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat.
•    Berikan obat dengan hati-hati. Periksa label sebelum memberi obat bebas, pastikan obat tersebut memang untuk anak-anak.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Penyebab Bayi Muntah setelah Menyusu

Muntah sangat umum terjadi pada bayi dan biasanya (tetapi tidak selalu) normal. Kebanyakan bayi berusia muda mengalami  muntah  karena sistem pencernaan mereka belum matang, sehingga memudahkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Kadang mereka juga muntah lewat hidung.

Sebelumnya, penting bagi ibu untuk mampu membedakan gumoh dan muntah. Tidak menyerupai halnya gumoh dimana bayi sendiri terlihat tidak menyadari, muntah menunjukkan suatu dorongan terhadap bayi dan biasanya menimbulkan bayi menjadi stress dan gelisah. Muntah biasanya terjadi setelah sesi menyusui dan yang dikeluarkan lebih banyak dari gumoh. Jika bayi biasa muntah (sekali atau lebih setiap hari), atau kalau ibu menemukan adanya darah atau warna hijau jelas pada muntah bayi, segera hubungi dokter anak
.
Bayi sering muntah ketika mereka meminum terlalu banyak susu dalam waktu cepat. Terutama kalau bayi menyusu dengan sangat cepat dan agresif, atau ketika payudara Ibu sedang penuh. Jika bayi mudah terganggu ketika menyusu (dia melepas payudara Ibu untuk melihat-lihat) atau rewel pada payudara, si bayi kemungkinan menelan udara dan mengalami muntah dengan frekuensi lebih sering.

Penyebab yang paling umum yaitu karena ASI atau susu yang ditelan bayi, kembali ke kerongkongan atau yang disebut sebagai refluks, karena gangguan otot antara esofagus dan lambung bayi. Bayi kemungkinan mengalami refluks karena ukuran perutnya sangat kecil sehingga mudah penuh. Refluks juga terjadi karena katup pada esofagus belum matang untuk bekerja optimal.

Beberapa bayi juga mengalami muntah ketika mereka tumbuh gigi, mulai merangkak atau mulai MPASI.
Kebanyakan bayi yang sehat akan mengalami tahap ini di umur 4-6 bulan. Namun kalau bayi Ibu mengalami peningkatkan berat tubuh yang baik dan frekuensi kencingnya cukup (6-8 kali berganti popok kain atau 5-6 popok sekali pakai) dan buang air minimal 3 kali dalam waktu 24 jam (biasanya untuk bayi berusia lebih dari 6 ahad akan semakin jarang BAB), maka urusan muntah  ini bukan duduk perkara yang serius.

Selain itu, menurut situs Mayo Clinic, muntah pada bayi ini tidak perlu dicemaskan kecuali kalau bayi tidak mendapat kenaikan berat padan atau merasa tidak nyaman.

Beberapa penyebab bayi muntah  secara berlebihan:
•    Kelebihan pasokan ASI atau let-down reflex-nya berpengaruh sehingga mampu menimbulkan gejala refluks dan biasanya dapat diatasi dengan langkah-langkah sederhana.

•    Sensitif terhadap makanan juga mampu menimbulkan muntah secara berlebihan. Yang paling sering yaitu produk susu sapi (pada makanan Ibu atau bayi).

•    Bayi dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) biasanya muntah banyak. GERD terjadi ketika isi lambung kembali  ke kerongkongan dan keluar lewat verbal menjadi gumoh atau muntah. Kandungan lambung tersebut dapat berupa air liur, minuman atau makanan yang tertelan, sekresi (pengeluaran) pankreas dan cairan empedu.

•    Posisi menyusui. Kebiasaan ibu menyusui pada posisi miring akan membuat bayi muntah. Ini di karenakan posisi bayi terlentang sehingga cairan masuk ke jalan masuk pencernaan melainkan ke jalan masuk napas. Sebaiknya posisi bayi dalam keadaan miring, kepala lebih tinggi dari kaki dan membentuk 45 derajat. Cairan yang masuk pribadi turun kebawah.

•    Meskipun jarang terlihat pada bayi ASI, muntah berlebihan  pada bayi gres lahir dapat menjadi tanda stenosis pilorus, sebuah duduk perkara perut yang membutuhkan pembedahan. Hal ini terjadi 4 kali lebih sering pada anak laki-laki dari pada anak perempuan, dan gejala biasanya muncul antara usia 3 dan 5 minggu.


Bagaimana caranya mengurangi frekuensi muntah pada bayi?
•    Bantu bayi biar bersendawa, baik itu bayi yang menyusu pada payudara ataupun botol. Khusus untuk bayi yang disusui dengan botol minimal, usahakan bayi bersendawa  setiap 3 hingga 5 menit selama menyusu.
•    Hindari menyusu ketika bayi berada dalam posisi tiduran
•    Tahan bayi dalam posisi tegak selama 20 hingga 30 menit setiap setelah sesi menyusui
•    Jika bayi menyusu dari botol, pastikan lubang pada dot tidak terlalu besar (yang membuat susu mengalir terlalu cepat) atau terlalu kecil (yang mampu membuat bayi frustasi sehingga dapat menelan lebih banyak udara). Dot dengan ukuran yang pas yaitu kalau botol dibalikkan akan keluar beberapa tetes susu kemudian berhenti
•    Ciptakan suasana tenang, hening dan menyenangkan dalam setiap sesi menyusui bayi.
•    Hindari interupsi, bunyi ribut tiba-tiba, cahaya terang, dan gangguan lainnya selama menyusui bayi
•    Jangan pribadi bermain yang membuat bayi terlalu bersemangat segera setelah menyusui
•    Usahakan untuk menyusui bayi sebelum ia memberi tanda terlalu lapar
•    Naikkan adegan kepala crib dengan blok (jangan gunakan bantal) dan tidurkan bayi dengan terlentang. Hal ini akan membantu kepala bayi berada dalam posisi lebih tinggi dari perutnya dan menghindari bayi dari tersedak apabila ia muntah ketika tidur.
•    Jauhkan bayi dari paparan asap tembakau, lingkungan dengan asap rokok merupakan  faktor yang signifikan untuk refluks.
•    Mengurangi atau menghilangkan kafein. kafein yang berlebihan dalam makanan ibu juga akan berkontribusi untuk refluks.

Cara Menyendawakan bayi

1.    Gendong  bayi dalam posisi tegak menghadap tubuh ibu. posisikan biar kepalanya sempurna di pundak Ibu, sangga punggung dan kepala bayi dengan baik. Kemudian tepuk-tepuk punggungnya secara perlahan.


2.    Dudukkan bayi diatas pangkuan ibu, sangga dada dan kepala bayi dengan tangan ibu sementara tangan ibu yang lain menepuk-nepuk lembut punggung bayi. Bisa juga dengan memutar-mutar tangan ibu di punggungnya.


3.    Telungkupkan bayi pada pangkuan ibu, sangga kepalanya sehingga berada dalam posisi lebih tinggi dari dadanya, lalu tepuk lembut atau putar-putar tangan ibu di punggungnya.



Kapan Ibu harus Khawatir dengan bayi muntah?
Di bulan-bulan pertama bayi, muntah lebih sering disebabkan oleh duduk perkara ringan menyerupai perut bayi yang terlalu penuh. Namun penyebabnya mampu jadi lebih serius kalau muntah itu disertai oleh gejala lain. ibu harus menghubungi dokter kalau bayi mengalami muntah dan juga gejala berikut:

•    Tanda-tanda dehidrasi, termasuk verbal kering, kurangnya air mata, dan kuantitas popok lembap lebih sedikit dari biasanya (kurang dari enam popok sehari).
•    Demam.
•    Menolak menyusu atau minum susu formula.
•    Muntah selama lebih dari 12 jam, atau muntah dengan kekuatan besar.
•    Mengantuk atau mudah marah.

•    Sesak napas.
•    Perut bengkak.
•    Terdapat darah atau empedu (zat hijau) di muntahannya.
•    Muntah yang andal persisten pada bayi gres lahir dalam setengah jam setelah makan

Bayi Muntah lewat Hidung
Seperti yang disampaikan oleh dr. Muzal Kadim, SpA (dilansir dari yahbunda.co. id) muntah yang disebabkan oleh GERD kadang keluar lewat hidung. Kondisi ini seringnya tidak membahayakan karena antara verbal dan hidung (juga telinga) memiliki satu saluran. Tekanan muntah yang berpengaruh akan membuat muntahan melewati jalur menuju verbal dan kemudian berlanjut hingga ke hidung (terutama pada makanan cair menyerupai susu).

Berbahayakah? Tidak, yang penting ketika terjadi muntah atau gumoh yang banyak, letakkan bayi dalam posisi tidur miring atau posisi duduk biar ia tidak tersedak sehingga muntahan masuk ke dalam jalan masuk napas.

GERD juga merupakan hal yang normal, asalkan bayi tidak menolak makan atau  minum dan berat badannya tetap naik. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi muntahnya antara lain dengan posisi bayi ketika menyusu. Sebaiknya bayi menyusu pada posisi setengah duduk (jangan sambil tiduran) dan disendawakan sesudahnya.  



Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html