Tampilkan postingan dengan label Alergi Makanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alergi Makanan. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 September 2017

Kerang untuk Makanan Bayi

Makanan bayi sehat - Sebagai salah satu makanan laut, kerang tentu memiliki kandungan protein yang tinggi. Protein memiliki manfaat yang cantik untuk pertumbuhan anak. Hanya saja, ibarat halnya udang, tentu kerang tidak mampu diberikan secara sembarangan kepada bayi.

Alergi kerang mampu menjadikan dampak serius bagi kesehatan anak. Faktor utama yang patut dipertimbangkan adalah  riwayat kesehatan keluarga, khususnya mengenai penyakit atopik ibarat asma dan alergi.

Jadi, kapan bayi boleh makan kerang?
Biasanya, dokter akan menyarankan bayi sampai umur 9 bulan untuk memberi anak makanan berupa jenis ikan (seperti salmon) dan setahun untuk kerang (sama halnya dengan udang dan lobster). Namun pada beberapa kasus, khusus untuk bayi dengan riwayat alergi ibarat di atas,  kerang sebaiknya gres diberikan dikala anak berumur 3 tahun.

Bagaimana Memperkenalkan Kerang untuk Bayi
Setelah mengetahui kapan belum dewasa mampu makan kerang, langkah berikutnya ialah untuk mengetahui bagaimana memberi makan kerang untuk bayi.

Metode pertama tentunya dengan memperkenalkan kerang hanya satu jenis setiap sekali pemberian. Campur kerang dengan bubur, jangan memperlihatkan dalam bentuk finger food.

Perkenalkan kerang dalam keadaan benar-benar matang, bukan setengah mentah ibarat pada sushi. Kerang mungkin mengandung virus dan basil yang tidak menjadikan dampak bagi orang dewasa, tetapi berbahaya bagi anak-anak.


Seperti teori 4 day wait rules, tunggulah sampai tiga hari sebelum memperkenalkan materi makanan gres pada anak. Rentang waktu ini akan memungkin Ibu untuk melihat reaksi alergi.  Perhatikan pula tanda-tanda alergi yang ditampakkan pada bayi. Apakah mereka memperlihatkan gejala ibarat diare, muntah, kram perut, ruam dan pembengkakan pada wajah, bibir atau pengecap setelah makan kerang. Hubungi dokter jikalau gejala tersebut ditunjukkan oleh anak.

Apa itu Alergi Kerang?
Meskipun kerang termasuk ke dalam seafood, alergi kerang berbeda dengan alergi ikan alasannya ialah secara biologis, kerang dan ikan berbeda.

Ada dua jenis alergi kerang:
•    Krustasea ibarat lobster, kepiting, atau udang
•    Moluska ibarat kerang, tiram, mussels, dan clams

Dalam kasus alergi terhadap kerang, sistem kekebalan badan seseorang akan bereaksi berlebihan terhadap protein yang ditemukan dalam kerang. Itu alasannya ialah setiap kali makan kerang, badan akan berpikir ada penyerang yang berbahaya.

Sistem kekebalan badan bekerja keras untuk melawan penjajah dan ini menyebabkan reaksi alergi. Selama proses ini badan melepaskan histamin yang dapat menyebabkan gejala berikut:
•    Penurunan tekanan darah (yang menyebabkan hilangnya kesadaran atau ringan)
•    Pembengkakan
•    bintik-bintik merah
•    hives
•    Mata yang gatal, abses atau basah
•    Diare
•    muntah
•    Sakit perut
•    Sesak tenggorokan
•    bunyi serak
•    Batuk
•    kesulitan bernapas
•    mengi / sesak napas

Setiap bayi yang menyantap kerang dari makanan bayi mereka mungkin mengalami reaksi yang berbeda,tergantung pada jenis kerang yang dikonsumsi.



Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Manfaat Telur Puyuh untuk Bayi dan Anak

Apakah Mommy sering menyampaikan telur puyuh sebagai menu makanan sehat bayi?

Yap, ternyata itu tindakan cantik loh, Mom. Kenapa? Karena telur puyuh mengandung banyak sekali manfaat kesehatan untuk bayi dan anak. Selain itu telur puyuh juga dianggap sebagai alternatif yang sehat untuk belum dewasa yang alergi terhadap telur ayam.

Telur puyuh dianggap sebagai makanan mukjizat untuk pertumbuhan dan perkembangan belum dewasa pada segala usia. Tidak ibarat telur ayam biasa, telur puyuh menunjukkan risiko yang lebih rendah yang berkaitan dengan alergi dan dengan demikian itu ialah alternatif yang lebih aman.
Mulai kapan bayi bisa diberikan telur puyuh?

Telur puyuh bisa diperkenalkan mulai umur 9 bulan. Mommy bisa mencoba mulai dari menunjukkan hanya kuning telur. Setelah bayi berumur satu tahun, gres berikan telur utuh, dengan takaran satu butir per hari.  Anak-anak berusia antara 3 sampai 7 tahun bisa mengonsumsi telur puyuh 2-3 telur puyuh per hari, tergantung pada kapasitas pencernaan masing-masing. Anak-anak di atas 7 tahun dapat mengonsumsi sekitar 3-5 telur puyuh.

Manfaat kesehatan Telur Puyuh untuk Anak

Karena kandungan nutrisi penting, telur puyuh menunjukkan banyak manfaat kesehatan untuk anak.

Meningkatkan Kekebalan & Memory
Telur puyuh dikenal bisa membantu anak untuk menumbuhkan sistem pertahanan yang berpengaruh dan kekebalan. Telur ini membantu meningkatkan tingkat hemoglobin dan juga membantu badan anak untuk menyingkirkan racun dan setiap senyawa logam lainnya. telur puyuh juga bisa menjaga ginjal, hati dan kandung empedu anak.

Telur puyuh juga dikenal untuk meningkatkan kegiatan otak dan meningkatkan rasa memori. Memperkenalkan telur puyuh dalam makanan anak bisa membantu mereka untuk meningkatkan kemampuan berguru di kelas.

Kaya Vitamin & Mineral:
Salah satu alasan utama mengapa dokter anak di seluruh dunia menyarankan orang bau tanah untuk menunjukkan telur puyuh untuk belum dewasa mereka ialah karena telur ini kaya akan vitamin dan nutrisi yang sehat. Kandungan protein yang sangat tinggi dari telur puyuh akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Selain itu, telur puyuh juga tinggi vitamin B1 yang sangat penting bagi perkembangan awal anak. Bahkan, kandungan vitamin B1 telur puyuh lebih dari jumlah vitamin B1 yang tersedia di ayam.

Menyembuhkan batuk dan asma:
Apakah anak terus menerus menderita batuk dan asma? Maka sudah saatnya Mommy berkonsultasi dengan dokter anak dan meminta saran dokter dalam memperkenalkan telur puyuh untuk anak. Telur puyuh mengandung nutrisi penting yang akan membantu anak melawan problem batuk dan asma yang berulang. Kandungan protein tinggi telur puyuh juga membantu dalam meningkatkan kekebalan badan secara keseluruhan.
manfaat telur puyuh untuk anak


Baca: Jamu untuk Mengatasi batuk pada Balita

Meningkatkan pembentukan Sel Darah Merah:
Makanan kaya zat besi alternatif ibarat telur puyuh misalnya, bisa pembentukan sel-sel darah merah pada anak. Selain itu, kehadiran mineral penting ibarat potasium dalam telur puyuh pada dasarnya bisa membantu anak untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang sehat dari tulang, gigi dan kuku.

Mengurangi Kemungkinan Penyakit Terminal:
Telur puyuh memang makanan super untuk anak kecil karena telur puyuh bisa mengurangi potensi anak terkena penyakit terminal ibarat penyakit jantung, arthritis dan bahkan kanker. Hal ini disebabkan oleh asupan kalium yang tinggi dari telur puyuh, sehingga mengurangi kemungkinan adanya penyakit ini.

Sebuah solusi gizi untuk anak yang alergi telur ayam :
Banyak anak menderita alergi terhadap telur ayam, sehingga badan mereka kekurangan vitamin B1. Telur puyuh merupakan alternatif untuk belum dewasa dengan alergi ini. kenapa? Karena kehadiran protein yang disebut ovomucoid, telur puyuh tidak hanya mencegah kemungkinan alergi, tetapi juga pada dikala yang sama itu akan membantu anak untuk melawan tanda-tanda formasi alergi potensial dalam tubuh.


Lalu bagaimana caranya menyampaikan telur puyuh pada bayi?
Mommy bisa mencampurkan kuning telur yang sudah direbus ke bubur bayi. Hindarkan mencampur kuning telur pribadi pada dikala pembuatan bubur karena bisa membuat bubur menjadi amis.
Baca

baca juga : Mengenalkan Kuning Telur pada Makanan Bayi 

Perhatian: Sebelum Memperkenalkan Telur Puyuh untuk anak

Meskipun anak memiliki kemungkinan alergi telur puyuh lebih kecil ketimbang terhadap telur ayam, maka dianjurkan untuk memperkenalkan telur puyuh )walaupun kuning saja) setelah umur 1 tahun. terutama jikalau orang bau tanah memiliki riwayat alergi ini. konsultasi dengan dokter untuk mengetahui resiko-resiko yang kemungkinan terjadi.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Cegah Penyakit Alergi dengan Varian Makanan yang Beragam di Tahun Pertama Bayi


Peningkatan keanekaragaman makanan pada tahun pertama kehidupan dapat membantu melindungi anak dari alergi.

Jika biasanya, kita menghindarkan anak dari beberapa jenis makanan karena takut alergi, nah ternyata ada studi gres lho yang menyatakan bahwa perlindungan banyak sekali makanan pada tahun pertama bisa membantu anak untuk mencegah perkembangan penyakit alergi.


Seperti yang dilansir oleh rollercoaster.ie, sebuah tim peneliti Eropa mempelajari praktik perlindungan makan oleh orang bau tanah di Austria, Finlandia, Prancis, Jerman dan Swiss untuk mengukur keragaman makanan bawah umur terhadap diagnosis asma, alergi makanan dan juga alergi rhinitis.

Ini yakni studi pertama yang memperlihatkan kekerabatan antara peningkatan paparan makanan tertentu di tahun pertama kehidupan dan perlindungan terhadap perkembangan alergi di masa depan.

Dalam hal ini, fokus peneliti yakni perihal nutrisi yang ternyata memiliki kemampuan untuk mensugesti perkembangan sistem kekebalan badan anak.

Paparan dini terhadap banyak sekali makanan yang berbeda dapat meningkatkan penerimaan sistem kekebalan terhadap antigen yang ada pada makanan tersebut (zat atau protein yang ketika diperkenalkan ke dalam badan dikenali oleh sistem kekebalan tubuh), mungkin dengan perolehan basil usus yang menguntungkan.

Studi dikala ini yakni adegan dari penelitian yang lebih luas yang dirancang untuk mengevaluasi faktor risiko dan tindakan pencegahan terhadap penyakit alergi.


Para wanita itu direkrut dari lima negara Eropa dikala hamil dan, setelah melahirkan, mereka menyimpan buku harian bulanan makanan yang diberikan kepada bawah umur mereka dari usia tiga bulan hingga dua belas bulan.

Serangkaian kuesioner dan tes darah digunakan secara teratur hingga usia enam tahun untuk menentukan apakah anak tersebut memiliki alergi (diklasifikasikan berdasarkan diagnosis dari setidaknya satu dokter). Skor keragaman pangan yang didefinisikan sebagai jumlah makanan berbeda yang termasuk dalam makanan anak-anak. Secara keseluruhan, 856 bayi dimasukkan dalam penelitian ini.

 Baca juga : Alergi Makanan pada Bayi dan Anak

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa anak dengan skor keragaman makanan lebih tinggi (yaitu lebih banyak jenis materi makanan yang dikonsumsi), memiliki risiko penyakit alergi yang lebih rendah.

Secara khusus, pengenalan beberapa makanan tertentu ditemukan menghasilkan risiko penyakit yang lebih rendah; Produk susu dan ikan yang diperkenalkan di tahun pertama kehidupan tampaknya memiliki efek perlindungan yang tinggi terhadap asma dan alergi makanan.

Saat bawah umur tersebut diuji pada usia enam tahun, diet yang kurang beragam ternyata memperlihatkan lebih sedikit protein yang berkaitan dengan produksi sel kekebalan yang terlibat dalam menekan respons kekebalan badan terhadap sel kita sendiri.

Anak-anak dengan nilai keragaman makanan yang lebih rendah juga ditemukan memiliki kemungkinan peningkatan tingkat antibodi IgE yang lebih tinggi (molekul yang diproduksi oleh badan sebagai respons terhadap antigen), yang terlibat dalam respon imun. Temuan lain menyangkut pentingnya usia di mana makanan diperkenalkan.

Dengan mempelajari skor keragaman makanan baik setelah enam bulan dan satu tahun, para peneliti mengamati efek perlindungan yang lebih tinggi secara signifikan terhadap alergi setelah satu tahun.
Oleh karena itu, periode antara enam bulan dan satu tahun mungkin merupakan jendela penting untuk paparan banyak sekali makanan yang berbeda untuk mengurangi risiko penyakit alergi.

Secara signifikan, tingkat penyakit alergi tampak lebih tinggi pada bawah umur dengan dua orang bau tanah yang memiliki riwayat alergi dibandingkan bawah umur yang tidak memiliki orang bau tanah dengan alergi, dan proporsi anak yang lebih tinggi dengan salah satu atau kedua orang bau tanah yang alergi memiliki skor keragaman rendah (diet kurang bervariasi) dibandingkan dengan orang bau tanah yang tidak memiliki riwayat alergi.

Namun, kemungkinan bias bisa disebabkan oleh 'efek kausalitas terbalik', di mana jikalau anak mulai memperlihatkan gejala awal penyakit ini, atau memiliki orang bau tanah dengan alergi, makanan tertentu kemungkinan akan diperkenalkan kemudian.

Ini akan menghasilkan skor keragaman makanan yang lebih rendah dan kemungkinan penyakit alergi yang lebih tinggi.

Baca juga : Alergi Telur pada Bayi

Rekomendasi dikala ini yakni semoga bawah umur diperkenalkan pada makanan padat sekitar enam bulan, dan tidak lebih awal dari empat bulan.

Memastikan bawah umur diperkenalkan pada banyak sekali jenis makanan pada masa bayi, terutama antara enam dan dua belas bulan, mungkin memiliki efek pencegahan terhadap anak yang membuatkan alergi.



Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html