Tampilkan postingan dengan label Perawatan Bayi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perawatan Bayi. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 September 2017

Pemberian Susu Bayi Lewat Botol, Panduan dan Tips

Ibu memutuskan untuk memperlihatkan susu bayi lewat botol susu? ada beberapa tips dan panduan nih yang mampu dibaca, diambil dari WebMD. com.

Lebih baik botol Kaca atau botol plastik? 

Beberapa bayi memiliki kesukaan tersendiri pada suatu jenis botol. Namun sebagai Ibu, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan:

Botol plastik lebih ringan dari beling dan anti pecah. Tetapi jangka waktu penggunaannya tidak selama menyerupai menggunakan botol kaca. Di masa lalu, beberapa orang bau tanah memilih botol beling untuk menghindari materi kimia yang disebut bisphenol A (BPA) yang digunakan dalam beberapa botol plastik. Namun sekarang, beberapa botol plastik yang dijual di pasaran sudah BPA Free.

Apa yang harus kita tahu wacana puting / dot bayi
Sebagian besar terbuat dari silikon atau lateks dan memiliki aneka macam macam bentuk. Kadang dot memiliki tingkat ajaran yang berbeda, berdasarkan ukuran lubang pada dot. Ibu mungkin harus mencobakan beberapa jenis dot sebagai pengenalan dan juga memahami yang mana yang bayi suka. Periksa dot sesering mungkin untuk melihat tanda-tanda retak. Gantilah dot dengan teratur terutama bila sudah aus atau berubah warna.

Cuci Botol dan Dot
Ibu dapat mencucinya dengan deterjen khusus dan air panas, dengan tangan atau dalam mesin basuh piring. Lakukan setiap kali digunakan. Untuk botol plastik, lebih baik dicuci dengan tangan sebab beberapa studi pertanda bahwa materi kimia plasti mampu bocor bila terkena suhu panas. kebanyakan andal merasa tidak perlu untuk merebus botol, kecuali pada bulan-bulan awal bayi.

Hanya ASI atau Formula
Pemberian air dan jus tidak dianjurkan untuk dilakukan lewat botol. Penggunaan botol hanya untuk santunan ASI yang dipompa atau susu formula. Campurkan susu formula sesuai dengan takaran. Menambahkan terlalu banyak air mampu mengurangi kandungan gizi selain juga menurunkan asupan garam pada bayi yang mampu menjadikan kejang. Mengurangi air pada campuran susu formula  juga tidak terlalu cantik untuk perut dan ginjal bayi.

Cara Pilih Susu Formula
Kebanyakan orang bau tanah mulai dengan susu yang terbuat dari susu sapi. Ibu bekerjsama juga dapat membeli susu kedelai dan susu sapi jenis hypoallergenic. Pastikan memperlihatkan susu yang diperkaya zat besi. Ibu dapat membeli susu formula dalam bentuk bubuk, terkonsentrasi, atau siap digunakan. Di umurnya yang 6 bulan, bayi harus minum antara 6 dan 8 ons per satu kali minum.

Hangat atau Suhu Ruangan?
Untuk bayi, lebih baik memperlihatkan susu dalam suhu kamar, atau cuek menyerupai suhu air normal. Jika Ibu membuat susu formula hangat, rendam terlebih dahulu susu dengan air dingin, atau guyur dengan air mengalir selama 1-2 menit. Kocok susu dan teteskan sedikit di punggung tangan untuk menguji suhu. Jangan mengujinya di pergelangan tangan, adegan itu kurang sensitif terhadap panas.

Cara menggendong bayi ketika memperlihatkan susu formula

Pakaikan celemek pada bayi dan siapkan kain untuk membersihkan susu yang meleber dari bibirnya. Dudukkan bayi dengan kepala sedikit lebih tinggi dari tubuhnya. Pegang botol dan perhatikan selama beliau menyusu. Coba untuk sendawakan bayi di pertengahan konsumsi susu untuk mencegah gumoh atau muntah.



Bagaimana Ibu tahu kapan bayi simpulan minum?
Si kecil akan membiarkan Ibu tahu kapan beliau simpulan minum susu. Bayi mungkin berhenti mengisap, berpaling dari botol, atau mendorong botol menjauh. Ibu mampu memberinya kesempatan untuk berubah pikiran, tapi jangan memaksa bayi menghabiskan semua yang ada di botol. Jika bayi gumoh, maka Ibu lebih baik mengurangi sedikit asupan susunya.


Cara menyendawakan bayi
Jika bayi perlu bersendawa selama atau setelah makan, peluklah bayi di pangkuan atau mampu juga lekatkan di dada ibu. Tepuk lembut atau gosok punggungnya. Ibu mampu juga dapat meletakkannya di pangkuan dengan posisi perut di bawah, tahan kepalanya dan tepuk pelan punggungnya. Jangan khawatir bila bayi ibu tidak bersendawa, sebab tidak semua bayi melakukannya.

Jika bayi gumoh banyak, maka sendawakanlah beliau setiap beberapa menit selama menyusui. Jangan baringkan bayi atau bermain dengannya selama 45 menit setelah beliau makan. Memeluk bayi dalam posisi tegak atau menopang tubuhnya di dingklik bayi setelah makan. Sehabis gumoh, kondisi bayi akan lebih bila beliau didudukkan.

Haruskah Ibu ganti susu formula?
Jika bayi ibu gumoh terlalu banyak atau rewel, permasalahannya mampu jadi yakni jenis susu formula yang diberikan.  Kadang-kadang, bayi mampu memiliki alergi yang dapat menjadikan hal-hal menyerupai diare, muntah, atau, kulit merah kering. Jika Ibu melihat ini, maka konsultasikanlah pada dokter.

Berapa lama susu mampu disimpan?
Buanglah selalu susu formula yang tersisa di dalam botol. Taruh paket susu formula cair yang sudah dibuka di kulkas dan gunakan selama 48 jam. Jika ibu menggunakan campuran susu formula bubuk, Ibu mampu menyimpannya hanya selama 24 jam di kulkas. Jika susu di luar kulkas lebih dari 2 jam, maka sebaiknya dibuang. buatlah susu formula sesuai kebutuhan bayi, jangan dalam jumlah besar.

Mengenai menyimpanan ASI, mampu dilihat di postingan Manajemen Asi Perah untuk Ibu Bekerja

Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Berapa Lama Bayi boleh Dibiarkan Menangis?

Iya, berapa lama bayi boleh dibiarkan menangis? Ada semacam kepercayaan bahwa bayi menangis itu untuk melatih paru-paru. Atau, membiarkan bayi menangis dalam jangka waktu yang lumayan lama itu semacam cara biar bayi tidak terbiasa manja, bacin tangan dan sebagainya. Namun apakah itu benar?

Menangis merupakan hal normal dan adegan dari perkembangan mereka. tangisan normal itu bukan selalu berarti bayi sakit. hanya saja, bayi yang menangis terlalu lama mampu jadi pertanda   bahwa bayi merasa tidak nyaman atau tidak aman. bayi di bawah empat bulan biasanya menggunakan tangis untuk mengekspresikan kebutuhan mereka.

Penelitian telah memperlihatkan bahwa bawah umur yang dibiarkan menangis memiliki perubahan dalam hal konsiten otak mereka terhadap penelantaran emosional dan fisik, beberapa bahkan memperlihatkan tanda-tanda kerusakan mental di kemudian hari. Karena itu, usia bayi benar-benar sangat menentukan, seberapa lama mereka harus dibiarkan menangis. Dilansir dari newkidscenter.com, ada beberapa hal yang perlu Ibu ketahui.

Bayi gres lahir hingga umur 3 bulan
Ibu harus menjawab tangisan bayi pada usia ini dengan segera. Mereka menangis sebab mereka membutuhkan sesuatu, sama sekali bukan sebab mereka manja. Ketika mereka menangis dan Ibu pribadi merespons, ini ialah bentuk awal komunikasi antara bayi dan insan lainnya. Jika Ibu tidak menjawab kebutuhan bayi saat menangis, secara tidak pribadi Ibu membuat mereka tahu bahwa kebutuhan mereka tidak layak untuk dipenuhi. Bayi yang dibiarkan menangis lama dalam usia ini kemungkinan akan mengalami kesulitan emosional dan duduk perkara kepercayaan di kemudian hari.


Usia setelah 3 hingga 4 bulan
Di usia ini, bayi biasanya menangis saat popok mereka basah, lapar atau lelah. Sebagai orangtua, Ibu biasanya akan mampu mengetahui pola-pola ini dengan mudah. setelah Ibu mengenal rutinistas bayi, Ibu mampu memenuhi kebutuhan mereka sebelum mereka menangis. Tangisan akan mampu dihindari. Makara jikalau bayi menangis dalam jangka waktu yang lama, maka Ibu akan tahu jikalau bayi mungkin saja sedang tidak enak badan.

Umur 5 hingga 6 bulan
Pada umur ini, bayi harus mulai berguru untuk "menenangkan diri sendiri". ibu mungkin mampu membiarkan mereka menangis selama enam menit pada satu waktu, gres kemudian menghampirinya. Bayi masih perlu tahu bahwa Ibu berada di sebelah mereka, dan ini mampu membantu proses bonding antara Ibu dan Bayi. Seperti kita tahu, proses bonding ini merupakan adegan dari perkembangan anak.

Namun jikalau bayi menangis terus-menerus pada usia ini, Ibu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tidak ada yang salah dengan bayi secara fisik.

Untuk usia bayi yang lebih tua, Ibu mampu membiarkan bayi menangis selama beberapa lama. Tergantung jenis tangisan bayi. Pada usia ini, bayi sudah mampu membuatkan pola-pola menangis tertentu, yang jikalau Ibu amati, tangisanny akan berbeda jikalau ia lapar, manja atau kesakitan. Jika ia menangis sebab lapar dan sakit, maka segeralah hampiri bayi.






Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Cara Menghilangkan Kutu dan Telur Kutu Rambut pada Anak dan Bayi

Ibu pusing bagaimana caranya menghilangkan kutu rambut pada anak secara alami?

Kutu atau kutu kepala ialah serangga bersayap kecil yang tinggal, hidup, berkembang biak dan makan pada kulit kepala manusia. Meskipun orang cukup umur juga mampu kutuan, tapi yang paling rentan ialah belum dewasa usia sekolah. Kutu menggigit kulit kepala untuk menerima darah yang membuat rasa gatal dan iritasi pada kulit kepala belum dewasa dan menimbulkan benjolan merah pada kulit kepala dan tempat leher.
Kutu pada anak-anak

Kutu bisa  menular dengan mudah dari satu orang ke orang lain, alasannya ialah itu perlu untuk diobati dengan segera. Siapa pun mampu tertular oleh kutu kalau berdekatan dengan penderita. Anak-anak sangat rentan alasannya ialah sering bermain dan menghabiskan waktu dalam jarak bersahabat satu sama lain di taman, sekolah dll
Selain itu, menyebarkan sisir, topi, sikat rambut, pakaian, tempat tidur juga dapat menimbulkan penularan kutu terjadi dengan cepat.

Langkah pertama untuk pengobatan kutu kepala ialah dengan mendeteksi. Lihat dari bersahabat rambut dan kulit kepala bayi, walaupun kadang kutu bergerak sangat cepat. kehadiran telur kutu pada batang-batang rambut merupakan salah satu gejala kutuan.

Nah, untuk mengatasi kutu rambut tersebut, berikut perawatan rumah yang mampu digunakan:

Cuka

Gunakan untuk membilas rambut bayi, hal ini sangat efektif dalam membunuh kutu. Diamkan selama beberapa ketika kemudian bilas lagi dengan air. Setelah itu, oleskan minyak kelapa secara menyeluruh kemudian sisiri rambut bayi sevara menyeluruh. Cara lain mampu juga dengan emncampur cuka dengan minyal mineral.

Tambahkan satu 1 sdm minyak mineral dalam 4 sdm cuka, lalu usapkan pada kulit kepala. biarkan selama satu jam. Kemudian bilas dengan air biasa dan lakukan juga pada esok harinya. Setelah itu, sisiri rambut anak.

Keramas rambut anak ibarat biasa setelah pengibatan. Ibu juga mampu menggunakan cuka apel untuk menghilangkan kutu.

Minyak zaitun

Minyak zaitun ialah salah satu bahan  terbaik dan paling aman cara untuk mengobati kutu. Minyak zaitun sangat lengket dan bila diterapkan dengan baik pada kulit kepala bayi akan membuat kutu lemas dan mati. caranya: usapkan minyak zaitun sedemikian rupa pada kepala anak. Biarkan selama 15 hingga 20 menit, lalu sisiri kutu yang mati dan juga telur-telurnya.

 Keramasi rambut bayi ibarat biasa untuk menghilangkan kelebihan minyak. Ulangi berkali-kali, hingga kutu dan telur-telurnya habis.

Listerine
Listerine, atau obat kumur antiseptik juga sangat efektif dalam menyingkirkan kutu. Usapkan listerine pada kulit kepala dan rambut bayi, biarkan semalaman lalu bilas keesokan harinya dengan air dingin.

Tea Tree Oil
Larutkan tea tree oil dengan air dan letakkan pada botol semprotan. Lalu semprotkan larutan itu pada kepala dan rambut secara menyeluruh. Kemudian tutupi kepala anak dengan handuk selama 15 hingga 20 menit, bilas ibarat biasa.

Ibu juga mampu menambahkan beberapa tetes tea tree oil pada sampo anak demi mencegah kutu. Atau, mampu juga dicampurkan dengan minyak zaitun untuk hasil yang lebh baik.
Ulangi penggunannya dua kali dalam seminggu.

Campuran Minyak Esensial
Siapkan campuran minyak esensial dengan mencampur 10 tetes minyak kayu putih, 20 tetes minyak rosemary, 20 tetes minyak lavender dan 5 tetes tea tree oil..
Campur ini dengan 100 ml minyak sayur dan terapkan untuk rambut bayi, kemudian biarkan dalam satu jam. Sisiri rambut anak untuk menghilangkan kutu yang mati.


Bawang putih
Aroma berpengaruh bawang putih mampu mencekik kutu dan membuat kutu mati. cobalah dengan menggiling 8 hingga 10 siung bawang putih sehingga menjadi pasta dan campurkan dengan dua hingga tiga sendok teh air jeruk nipis. Oleskan campuran tersebut secara menyeluruh ke kulit kepala bayi. Biarkan selama setengah jam dan kemudian bilas rambut secara menyeluruh dengan air hangat.

Mashed Apple
Meskipun menerapkan apel tumbuk di rambut bayi mampu berakhir dengan berantakan, tapi ternyata cukup efektif lho untuk menyingkirkan kutu.
Caranya pemakaiannya adalah, usapkan apel tumbuk ini ke kepala anak hingga sepenuhnya menutupi rambut, diamkan selama satu jam, lalu cuci.

Jus bawang
Oleskan jus bawang pada kulit kepala bayi, biarkan selama 3-4 jam, hilangkan  kutu mati dan nits dengan sisir kutu lalu keramas ibarat biasa. Ulangi perawatan ini setiap 3-4 hari. menggunakan jus bawang ialah salah satu pengobatan rumah yang paling efektif untuk mengobati kutu kutu pada anak.

Usaha yang melelahkan memang. Jangan lupa untuk mencuci semua seprai anggota keluarga dengan enggunakan dengan air panas, sabun dan desinfektan, vakum semua perabotan dan lantai secara menyeluruh.
Tujuannya ialah untuk menghilangkan semua kemungkinan sumber kambuhnya kutu.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Mengatasi Cradle Cap (Kerak Kepala) pada bayi

Kerak pada kepala bayi dan alis, terutama bayi berusia muda ialah hal yang normal. Mungkin Ibu sudah sering melihatnya dan juga berpikir bahwa itu ialah sebuah penyakit kulit yang berbahaya.

Kerak ini sering disebut cradle cap, merupakan sisik tebal pada kulit yang berwarna kekuningan, sering juga tampak ibarat bercak berminyak. Cradle cap merupakan salah satu bentuk dermatitis seboroik atau kerak susu, biasanya tidak berbahaya tetapi tidak enak dipandang. Kerak ini juga tampak di alis dan erat indera pendengaran bayi. Kulit kepala menjadi kering dan mampu mengelupas kemudian menyisakan serpihan dan tampak merah di kulit.

Fakta Pada Cradle Cap:

•    Cradle Cap ialah kondisi yang sangat umum, 50% bayi mampu mengalaminya.

•    Tenang saja, ini sama sekali tidak menular.

•    Sebagian besar belum dewasa dengan Cradle Cap juga rentan terhadap ruam popok.

•    Tidak ibarat eksim infantil, Cradle Cap tidak menjadikan gatal. Namun, penting untuk membersihkan kerak, alasannya mampu menjadikan nanah jamur.

•    Jangan khawatir jikalau bayi memiliki Cradle Cap. Beberapa orang renta merasa bersalah alasannya tidak menjaga bayi mereka cukup bersih. Tapi, kebersihan bayi tidak ada kaitannya dengan kemungkinan mengalami cradle cap.

•    Menurut pengobatan China, makan makanan pedas, pedas, berminyak, dan berlemak secara berlebihan selama kehamilan mampu meningkatkan kemungkinan bayi mengalami Cradle Cap nanti. Makanan ini mampu membuat kondisi di rahim menjadi panas dan lembap. Oleh alasannya itu, untuk mencegah hal ini, penting bagi ibu hamil untuk makan makanan yang seimbang dan tidak pedas.

Penyebab Cap Cradle 

Jadi, apa yang menjadikan cradle cap pada bayi?

•    Produksi sebum yang berlebihan dapat menjadikan Cradle Cap. Sekresi ini seharusnya membuat kulit menjadi berminyak dan sehat. Saat minyak ini mengering, serpihan  menyumbut jalan masuk minyak pada kulit kepala. Akibatnya, kelenjar sebaceous akan mengeluarkan lebih banyak minyakuntuk mendorong serpihan itu sehingga menjadikan kerak kekuning-kuningan.

•    Jika badan anak panas maka juga akan besar lengan berkuasa pada adegan atas tubuh. Panas akan mengeringkan kelenjar sebaceous pada kulit kepala. Karena itu, belum dewasa yang menderita Cradle Cap juga cenderung mengalami ruam popok secara bersamaan.

•    Infeksi jamur juga merupakan penyebab potensial Cradle Cap. Malassezia, ialah jamur yang tumbuh di sebum.

•    Kekurangan biotin ialah alasan lain untuk menyebarkan Cradle Cap.

•    Jika Ibu sering mencuci rambut bayi, kemungkinan besar ia akan menyebarkan Cradle Cap.

Apa Gejala Cap Cradle?

Berikut ialah beberapa gejala Cradle Cap yang paling terlihat pada bayi:

•    Sisik merata kekuningan atau kecoklatan pada kulit kepala.
•    Kulit berminyak.
•    Serpihan kulit berwarna keputihan atau kekuningan.
•    Kulit kepala kemerahan dan kering.
•     Perawatan Untuk Cradle Cap:

Satu hal yang perlu Ibu tahu adalah, cradle cap tidak perlu pengobatan khusus alasannya akan pecah dengan sendirinya. Tapi jikalau Ibu merasa keraknya terlalu tebal dan menganggu, ada sedikit saran untuk merawatnya:
Gunakan baby oil untuk cradle cap. Oleskan minyak zaitun atau petroleum jelly ke kulit kepala bayi lalu biarkan semalam. Cuci rambut bayi keesokan paginya dengan sampo bayi. Keringkan rambut dengan handuk lalu sisir secara lembut.

Jika kerak menempel kuat pada kepala kepala bayi, jangan coba-coba melepaskan Cradle Cap dengan menariknya alasannya mampu menjadikan pendarahan dan infeksi. Konsultasikan dengan dokter.
Hubungi dokter jikalau cradle cap ini menyebar ke wajah, pipi, lipatan kulit atau bahkan area popok. Kasus cradle cap parah juga mampu menjadikan retak dan pendarahan pada kulit. Kadang kerak ini juga mengindikasikan kekebalan badan yang lemah.

Pencegahan:
Meskipun tidak ada cara mutlak untuk menjaga Cradle Cap, Ibu mungkin mampu mengikuti panduan berikut:

•    Jaga rambut dan kulit kepala bayi tetap bersih dan kering.

•    Jika Ibu mengoleskan minyak pada  rambut bayi secara teratur, jangan lupa gunakan sampo bayi ringan sesudahnya.
•    Sisir perlahan rambut bayi setiap hari


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Mengapa Feses (BAB) bayi berwarna hijau?

Feses atau BAB bayi berwarna hijau dan berlendir setelah Mpasi? Apakah itu berbahaya?

Tidak usah khawatir, alasannya yaitu warna-warna feses pada bayi itu mampu beragam, terutama bayi di bawah satu tahun. menyerupai kita tahu, kotoran bayi merupakan indikator penting yang memperlihatkan kesehatan bayi. Jika biasanya feses itu berwarna kekuningan, pada beberapa kasus, memang ada kotoran bayi yang berwarna hijau atau pun hitam. Para orang renta gres biasanya akan gundah akan hal ini.

Namun tidak perlu panik, Bu. Karena masing-masing jenis warna feses dan konsistensinya itu ada penyebab pastinya. Pada postingan kali ini, mari kita membahas secara spesifik wacana kotoran bayi yang berwarna hijau dan berlendir, terutama setelah beralih ke makanan padat.

Bagaimana warna dan konsistensi yang normal dari feses bayi itu?
Kotoran pertama bayi biasanya disebut mekonium, warnanya hitam dan sudah ada di  usus bayi ketika lahir. Ketika proses menyusui berjalan dengan baik setelah beberapa hari, bayi Ibu biasanya beralih ke "tinja transisi". Tinja ini biasanya berwarna hijau gelap. Setelah sekitar lima hari, feses bayi harusnya bermetamorfosis kuning. Konsistensi, mulai sekarang hingga bayi memulai Mpasi biasanya cair dengan kumuh di dalamnya.

Lengkapnya mampu baca di postingan terdahulu.

Baca Juga : Mengenali Jenis Kotoran/ Feses/Pup Bayi


Apa yang menimbulkan kotoran bayi berwarna hijau?

Sebelum Ibu khawatir, ingatlah bahwa kasus kotoran yang berwarna hijau pada bayi yang disusui kadangkala yaitu hal normal. Namun, kalau kotoran bayi berwarna hijau secara konsisten, tanpa bercampur dengan warna lain, hal itu mampu jadi indikasi bayi memiliki masalah, seperti:
  • Ketidakseimbangan foremilk / hindmilk: Istilah ini pertama kali ditemukan dalam artikel jurnal tahun 1988 (Lancet, 1988, 13 Agustus, 2 (8607): 382-4) yang membicarakan wacana pengalaman-pengalaman dari beberapa ibu yang menyusui setiap saat, lalu mengganti ke payudara lainnya setelah 10 menit meski bayi belum selesai di payudara yang pertama.  Hal ini diketahui menimbulkan tinja bayi berwarna hijau berbusa.
  • Sensitivitas: Kotoran berwarna hijau pada bayi mampu menjadi indikasi awal bahwa bayi Ibu sensitif terhadap salah satu jenis makanan yang Ibu konsumsi. Bahan makanan ini mampu berupa susu sapi atau apapun. Jika kotoran bayi terus saja berwarna hijau, cobalah Ibu hindari makanan-makanan yang rentan dengan alergi. Dalam jangka waktu tertentu, amati apakah ada perubahan pada warna dan konsistensi kotoran bayi.
  • Bila bayi yang sensitif atau alergi bereaksi terhadap obat dan makanan yang dikonsumsi sang Ibu, atau sesuatu yang dikonsumsi bayi secara langsung, maka kotorannya mampu berubah warna menjadi hijau dan berlendir. Kadang kotoran juga disertai dengan darah.
  • Infeksi Dasar: Kotoran warna hijau yang konsisten pada bayi dapat juga mengindikasikan bahwa bayi sedang menderita penyakit umum. Warna hijau pada kotoran ini mampu mengindikasikan adanya virus pada usus atau bahkan pilek. Penyakit apa pun mampu menimbulkan bayi Ibu memiliki tinja berwarna hijau dan mucus. Teruslah menyusui! Ini cara terbaik untuk membantu bayi sembuh.
  • Tumbuh gigi: Tumbuh gigi juga mampu menimbulkan tinja berwarna hijau alasannya yaitu air liur meningkat. Kelebihan air liur yang dihasilkan selama fase tumbuh gigi mampu menimbulkan gangguan perut. Gangguan perut diketahui menimbulkan kotoran hijau pada bayi.
  • Diet Ibu: Jika Ibu makan banyak sayuran hijau atau olahan dengan pewarna makanan hijau, maka mampu juga menimbulkan feses bayi berubah warna.pada perutnya. Hubungi dokter kalau bayi semakin merasa tidak nyaman.
  • Sesuatu berwarna hijau dalam makanan Bayi : hal ini berlaku untuk bayi yang sudah mulai Mpasi. Tidak melulu sayuran hijau, makanan menyerupai minuman beraroma rasa anggur juga mampu mengubah warna tinja bayi.
  • Perubahan dalam makanan: Saat bayi Ibu berpindah dari ASI dan cairan lainnya ke padatan (bayi mulai Mpasi), perubahan ini  juga dapat memicu perubahan warna pada kotoran. Ini merupakan hal normal jadi tidak perlu dikhawatirkan. 

Kesimpulan 

Jika Ibu masih khawatir alasannya yaitu warna dan konsistensi kotoran bayi Ibu tidak biasa, maka konsultasilah dengan dokter. Dalam kebanyakan kasus, kotoran bayi yang berwarna hijau tidak perlu dikhawatirkan. Terutama kalau bayi Ibu tetap lahap makan, sehat dan pertumbuhannya sesuai umurnya.
Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Bayi Susah Tidur? Obati dengan Pala


Apakah benar pala itu obat tidur herbal untuk bayi?

Pala merupakan bumbu dapur yang tidak gila lagi bagi kita. Manfaat kesehatannya juga banyak, mulai dari meningkatkan pencernaan untuk menenangkan saraf anak. Pala bisa berperan sebagai obat penenang yang baik. Pala bisa juga membantu anak terbebas dari rasa sakit kronis. Pala juga dikenal sebab kualitas detoksifikasi.

Buah ini membantu menjaga hati dan ginjal anak tetap terdetoksifikasi. Bumbu pala juga cantik untuk kulit anak, bisa membantu anak Anda menjaga tekstur kulit lebih halus dan lebih sehat. Juga kalau anak mengalami problem dengan tidur, menambahkan pala dalam makanan mungkin akan memecahkan masalah. Ini melemaskan sistem saraf dan membantu anak  menikmati malam yang lebih baik.

Memberi Pala ke Anak
Pala dapat ditambahkan ke makanan anak dengan beberapa cara. Ibu bisa mengukus pala bersamaan dengan nasi sehingga nasi memiliki cita rasa yang khas. Ibu bisa menambahkan pala sebagai bumbu mulai anak berumur 6 bulan. Ibu juga bisa menambahkan abu pala ke dalam susu. Segelas susu dengan pala bisa membantu bayi tidur lebih nyenyak.

Namun, disarankan untuk tidak memberi pala mentah kepada bayi atau balita. Cuci dulu. Lalu keringkan dan kukus. Jika Ibu menambahkan pala dalam bentuk bubuk, pastikan makanan (bersama dengan susu) menyerap abu pala sepenuhnya. Jika tidak, beberapa cuilan dan cuilan kering bisa membuat bayi tersedak.


Manfaat Kesehatan Pala 

Meningkatkan Kesehatan Usus
Pala meningkatkan kesehatan usus anak. Jika anak menderita sakit perut dan kembung, maka pala bisa bermanfaat. Keseluruhan fungsi usus anak akan meningkat dengan pala sehingga lebih sehat untuk mencerna zat padat. Pala bisa menenangkan proses pencernaan dan menenangkan usus. Menambahkan pala dalam makanan juga bisa memungkinkan usus anak untuk melepaskan semua kelebihan gas.

Meningkatkan Pencernaan
Dalam enam bulan pertama kehidupan bayi, sistem pencernaannya tidak berkembang dengan baik. Itu menjadikan banyak masalah. Sulit bagi mereka untuk mencerna padatan, pada awalnya. Juga beberapa anak merasa kesulitan mencerna ASI ibu mereka sendiri. Pala meningkatkan kesehatan pencernaan anak secara keseluruhan.

Pala bisa mengurangi rasa sakit perut dan kram biasa, membantu bayi menyingkirkan kelebihan gas dari perut. Banyak anak bermasalah dengan bersendawa. Mereka cenderung membuang makanan sebab mereka tidak bisa bersendawa dengan baik. Pala akan membantu dalam proses pencernaan secara keseluruhan dan memungkinkan anak bersendawa tanpa masalah. Seluruh siklus pencernaan membaik dengan konsumsi pala.

Baca juga : Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi

Pereda sakit
Pala membantu menghilangkan rasa sakit pada anak sebab merupakan obat penenang alami. Anak bisa mengatasi stres sebab cedera atau rasa sakit internal apa pun. Selain sakit perut, pala juga menyembuhkan rasa sakit akhir luka dan luka luar.

Pala juga memiliki khasiat antiinflamasi, yang membantu dalam penyembuhan banyak bisul bakteri. Untuk itu, cobalahtambahkan pala pada makanan kalau anak dalam kondisi flu.

Detoksifikasi Hati & Ginjal
Pala ialah detoxifier yang fantastis. Jika anak kecanduan makanan cepat saji atau junk food, hal itu bisa menghambat hati atau ginjalnya. Pala memiliki kecenderungan alami untuk menyembuhkan problem hati dan ginjal.

Pala berperan sebagai tonik untuk membersihkan hati dan ginjal anak. Pala akan membersihkan semua elemen beracun dari dua organ paling penting anak. Jika anak memiliki riwayat penyakit hati sebelumnya, maka pala juga bermanfaat. Ia juga bisa merawat hati dan watu ginjal.


Meningkatkan Kesehatan Kulit
Mengkonsumsi pala akan mempertahankan kelembutan kulit bayi. Pala memiliki sifat alami pengoksidasi kulit dan jaringan rambut. Hal ini juga akan mendorong pertumbuhan rambut.
Kulit akan mendapat banyak makanan dari pala sehingga bisa membantu anak untuk mengatasi efek berbahaya dari polutan yang sering mengurangi kelembutan dan kehalusan
Bantuan Tidur

Pala membantu bayi tidur nyenyak di malam hari dengan banyak sekali cara. Pertama, pala merupakan obat penenang yang sangat bagus. Kedua, pala juga membantu pencernaan dan meringankan anak dari problem perut dan nyeri kolik. Cobalah untuk mencampurkan abu pala ke dalam susu di malam hari untuk membantu bayi tidur nyenyak.

Baca juga : Mengenali Jenis Ruam pada Bayi dan Anak

Tindakan pencegahan:
Tidak ada reaksi alergi yang diketahui pada pala. Namun, ada beberapa tindakan pencegahan yang harus Ibu pertimbangkan sebelum memberi makan anak dengan rempah jenis ini. Pala dikenal bisa meningkatkan suhu badan secara perlahan. Jadi, kalau anak tidak tahan dengan kenaikan suhu maka lebih baik tidak memberinya pala.

Selain itu, pastikan Ibu sudah mencuci bersih dan menggiling pala dengan halus, sehingga tidak membuat bayi tersedak.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Bahaya Madu untuk Bayi Di Bawah 12 Bulan

Madu memiliki banyak sekali manfaat kesehatan sehingga pada zaman dahulu, banyak orang yang menawarkan madu untuk bayi mereka, bahkan untuk bayi gres lahir.

Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak penelitian yang pertanda bahwa madu tidak aman untuk bayi di bawah setahun. Sehingga pertanyaan beralih menjadi, kapan madu aman untuk bayi?

American Academy of Pediatrics and the World Health Organization menyarankan biar madu tidak ditambahkan ke makanan, air, atau susu formula yang diberikan pada bayi yang berusia kurang dari 12 bulan. Ini secara teknis, berlaku bahkan untuk madu dalam makanan olahan. Pernyataan AAP ini mengatakan "madu mentah atau tidak dipasteurisasi (Bayi yang berusia kurang dari 12 bulan harus menghindari semua sumber madu)".

Seperti kita tahu, ada banyak yang merasa bahwa madu bergotong-royong tidak berbahaya bagi bayi karena dalam satu bentuk atau lainnya, madu telah diberikan kepada bayi di bawah usia 12 bulan. Ada banyak budaya yang terus memberi bayi madu hampir semenjak lahir dan memasukkannya lebih awal ke dalam makanan bayi.

Organisasi kesehatan dunia telah menggariskan beberapa fakta wacana madu dan kemungkinan risiko pada bayi. Meskipun kita mungkin terlalu konservatif dan berhati-hati dalam menawarkan bayi di bawah usia 12 bulan, sebaiknya Ibu membicarakannya dengan dokter anak.

Mengapa Bayi Tidak boleh konsumsi Madu?
Madu bermanfaat bagi kesehatan namun tidak menawarkan manfaat yang sama pada badan bayi yang sedang berkembang. Inilah alasan mengapa madu untuk bayi bukanlah pilihan yang baik.

Kehadiran clostridium botulinum
Madu yaitu reservoir alami / pembawa untuk spora basil yang disebut clostridium botulinum. Bakteri botulinum ditemukan umumnya di alam (seperti di tanah) dan melepaskan spora ini ke udara, yang menetap di aneka macam objek di lingkungan. Spora yaitu struktur reproduksi basil yang sulit dibasmi dan menunggu kondisi yang tepat untuk membentuk koloni bakteri.

Karena madu berasal dari alam, maka materi ini selalu mengandung spora botulinum. Pemanasan, perebusan dan bahkan pasteurisasi tidak merusaknya. Karena itu, spora masuk ke sistem pencernaan tanpa hambatan ketika makanan yang terkontaminasi dikonsumsi.

Pada bawah umur di atas 12 bulan, spora ini tidak menyebabkan ancaman karena badan memiliki cukup pemeriksaan untuk mencegah bahayanya.  Tapi bayi yang berusia kurang dari 12 bulan kekurangan efisiensi dan rentan terhadap infeksi basil botulinum, yang disebut botulisme bayi.


Apa Itu Botulisme Bayi?
Botulisme bayi yaitu penyakit yang banyak terlihat pada bayi berusia kurang dari enam bulan, tapi bisa juga terjadi pada bayi usia 6-12 bulan. Hal ini disebabkan oleh neurotoksin yang disebut toksin botulinum.

Tubuh bayi masih berkembang, begitu juga organ-organnya. Hal yang sama berlaku untuk flora basil usus alami bayi, yang masih dalam tahap primitif untuk membentuk koloni. Flora basil di usus bayi ini tidak memiliki angka atau kemampuan untuk memasang pertarungan besar lengan berkuasa melawan basil abnormal yang masuk ke dalam usus.

Selain itu, hati bayi tidak menghasilkan cukup jus empedu untuk melawan dengan spora.

Madu menyebabkan tantangan bagi usus bayi yang sedang berkembang:
Saat bayi mengonsumsi madu, spora botulinum mencapai usus kecil dan bertemu dengan populasi kecil mikroflora usus. Karena  basil usus bayi belum sempurna, maka spora akan dengan mudah bisa menguasai usus dan membentuk koloni clostridium botulinum. Koloni basil ini kemudian melepaskan racun yang disebut toksin botulinum, yang secara komersial disebut botox - yang digunakan dalam kosmetik.

Neurotoksin ini menguasai sistem saraf bayi dengan menyerang neuron dan mencegahnya mengirimkan impuls apa pun. Kurangnya impuls selalu menyebabkan penurunan fungsi otot, dan dalam kasus ekstrim, kelumpuhan.

Sehubungan dengan konsekuensi serius ini maka peneliti dan praktisi medis tidak merekomendasikan madu untuk bayi di bawah usia 12 bulan. Setelah usia 12 bulan, badan bayi memiliki cukup jus empedu dan cukup banyak koloni mikroflora usus untuk melawan dan mengurangi pertumbuhan basil clostridium botulinum.

Oleh karena itu, botulisme bayi yaitu alasan yang cukup baik untuk menjauhkan bayi dari madu selama beberapa bulan pertama.Tapi bagaimana kalau beliau menelannya secara tidak sengaja?

Baca juga : Manfaat Kurma untuk Bayi

Bagaimana Jika Ibu Secara Tidak Sengaja Memberi Madu Kepada Bayi?
Mungkin ada teladan ketika bayi secara tidak sengaja mencerna madu atau beberapa orang yang antusias memberi mereka makan madu. Dalam situasi menyerupai ini mengikuti tindakan ini:
  • Jangan panik: Panik tidak akan membantu. Botulisme tidak menyerang seketika.
  • Bawa bayi ke dokter: Ini yaitu solusi terbaik untuk situasi ini. Bawa bayi ke dokter anak dan ceritakan semua detail - jumlah madu dan ketika beliau mengonsumsinya. Dokter akan menganalisis situasi dan menyarankan tindakan yang tepat.
  • Teruslah mengamati: Begitu pulang ke rumah dari dokter anak, pantau bayi dengan saksama selama satu bulan berikutnya. Dokter kemungkinan besar akan menyarankan hal yang sama. Gejala botulisme bisa muncul hingga 30 hari semenjak menelan spora.
  • Jika ada sesuatu yang salah, kunjungi dokter: Percayalah pada perasaan ibu. Jika ada sesuatu yang salah dengan bayi maka bawa beliau ke dokter lagi.
  • Menyusui tanpa ketinggalan jadwal: Terus menyusui. ASI membantu menginduksi basil usus dan merangsang pertumbuhannya. Sebenarnya, basil usus bayi bisa berkembang dan hanya bisa menggandakan dengan pinjaman gula khusus tertentu yang secara langsung hadir dalam ASI. Ingat, ini yaitu basil yang sama yang mencegah spora clostridium botulinum berkembang biak.

Bayi akan baik-baik saja kalau tidak menunjukkan gejala botulisme hingga 30 hari tapi biarkan dokter memutuskan.

Madu Dalam Berbagai Bentuk Lain

Madu, dalam jumlah kecil, biasanya digunakan dalam makanan yang berarti Ibu bisa menemukan madu dari roti, yogurt, dan bahkan dalam biskuit. Roti dan biskuit mungkin telah mengalami proses pembuatan kudapan manis yang menyeluruh dan yoghurt mungkin telah mengalami pasteurisasi. Sehingga mungkin tampak cukup aman untuk dikonsumsi bayi namun kenyataannya, madu tetap tidak aman untuk bayi.

Air madu, campuran air hangat dan madu, juga tidak aman bagi bayi karena spora basil botulinum bisa bertahan di dalamnya.Suhu tinggi membunuh basil botulinum namun hanya bisa merusak dalam skala kecil bagi spora basil tertentu dan menunggu kondisi tepat untuk kembali berkembang biak.

Bahkan madu  yang dimasak atau madu yang dipanaskan sebelum dikonsumsi tidak menjamin keamanan.

Apakah Sirup Jagung dan Molase Aman untuk Bayi Di bawah usia 12 bulan?

Sirup jagung, dan bahkan tetes tebu, juga mengandung spora ini; Barang-barang ini biasanya TIDAK diproses dan dipasteurisasi. Jika seseorang merekomendasikan sirup jagung untuk mengurangi sembelit, cobalah metode lain (lihat artikel Sembelit Bayi ).

Madu untuk Batuk Bayi

Madu sangat efektif dalam mengendalikan batuk dan dianggap lebih baik daripada sirup batuk untuk bayi di atas usia satu tahun. Penelitian telah menunjukkan bahwa memberi bayi 1,5 sendok teh madu hanya 30 menit sebelum tidur efektif menenangkan batuk kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

baca juga : Manfaat kencur untuk Batuk Bayi

Alergi Madu Pada Bayi

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, si kecil bisa berbagi alergi terhadap madu. Alergi di sini lebih mengacu pada reaksi alergi di antara bayi yang berusia lebih dari 12 bulan dan tidak sama sekali bekerjasama dengan botulisme bayi yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Cara untuk bisa mengidentifikasi alergi terhadap madu melalui gejala alergi makanan klasik.
  • Bengkak di verbal dan tenggorokan: Pembengkakan akan terkonsentrasi pada bibir dan otot tenggorokan lateral.
  • Mata abses dengan kemerahan: Kulit di atas kelopak mata episode atas akan abses dengan kemerahan pada mata.
  • Gatal-gatal kulit: Gundukan merah atau ruam yang bisa menyebabkan gatal ringan hingga berat. 
  • Hidung kongesti: Ini akan disertai dengan kemerahan dan gatal hidung disertai dengan debit yang terang dari itu.
  • Nyeri perut: Rasa sakit bisa disertai dengan diare, muntah dan mual.
  • Napas tersengal: Terdengar bunyi mengi ketika bernapas dan sesak napas secara umum bahkan ketika istirahat.
  • Kegelisahan dan kegelisahan: Akan terjadi kegelisahan yang tiba-tiba, dan kegelisahan dengan detak jantung yang meningkat.
  • Demam: Kenaikan suhu badan seiring dengan gejala yang disebutkan di atas.

Kondisi alergi parah disebut anafilaksis, yang menampilkan gejala alergi namun dengan intensitas majemuk. Anafilaksis karena madu jarang terjadi dan biasanya terjadi karena adanya serbuk sari pada madu dan bukan madu itu sendiri. Kendati demikian, amati bayi ketika memberinya madu untuk pertama kalinya setelaumur setahun.

Madu itu baik untuk kesehatan tapi selama si kecil sudah berumur lebih dari lebih renta dari 12 bulan. Botulisme bayi sangat serius dan dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan bayi.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

5 Alasan Kenapa Bayi Tidak Membutuhkan Bantal Saat Tidur

Nyanyikan lagu pengantar tidur dan tepuklah bayi dengan lembut untuk membantunya tidur. Selain itu, jauhkan ia dari bantal!

Ada banyak manfaat bayi tidur tidak pakai bantal. Jadi, tidak menyerupai yang dipikirkan banyak orang, bantal ternyata tidak menjadi sebuah kebutuhan bagi bayi. Sebenarnya, ada baiknya Ibu tidak mengalasi kepalanya dengan bantal selama dua tahun pertamanya. Kenapa? berikut alasannya:

Bantal mampu menyebabkan bayi mati lemas:
Jika Ibu berpikir tidur bersandar di atas bantal akan membantu bayi Ibu tidur lebih nyenyak, Ibu salah. Kepala bayi yang masih lemas, mampu masuk ke bantal lembut sehingga meningkatkan kemungkinan mati akhir lemas. Selain itu, lubang hidung bayi yang kecil dan lembut mampu ditekan oleh bantal sehingga membatasi anutan udara ketika bayi menggerakkan kepala dari satu sisi ke sisi yang lain.

Bantal juga mampu meningkatkan risiko SIDS:

Selain sesak napas, bantal meningkatkan risiko sindrom selesai hidup bayi mendadak atau SIDS dengan aneka macam cara. Jika bantal diisi dengan manik-manik spons atau thermocol, yang mampu keluar tanpa sengaja, mampu menyebabkan tersedak. Selain itu, bantal tapal kuda yang digunakan secara tradisional untuk menopang kepala mampu membatasi pergerakan pada bayi Ibu.

Baca juga : Bahaya Madu untuk Bayi di Bawah Satu tahun

Bantal juga mampu menyebabkan Panas yang Berlebih (overheating):

Bantal bayi yang paling mewah memiliki penutup yang biasanya terbuat dari poliester atau kain selain kapas. Hal ini mampu meningkatkan panas di bawah kepala dan menyebabkan fluktuasi suhu dalam tubuh. Keringat atau panas berlebih alasannya yakni sarung bantal mampu menyebabkan kondisi yang disebut hipertermia fatal dan mengancam nyawa.

Bantal mampu menyengat leher:
Sebagian besar bantal bayi berbulu dan tidak rata. Ini bekerjsama mampu menyengat leher bayi ketika tidur berjam-jam.


Bantal dapat menyebabkan sindrom kepala datar:
Tidur di bantal lembut terlalu lama dapat menyebabkan sindrom kepala datar pada bayi alasannya yakni tekanan konstan. Meskipun penting meletakkan bayi di episode belakang untuk mengurangi gejala SIDS, hal ini dapat menyebabkan cacat struktural di kepala ketika menggunakan bantal untuk tidur.

Bayi harus memiliki kontrol kepala dan leher untuk mengalihkan wajahnya dari bantal jikalau ia tidak mampu bernafas, jadi anak yang mengalami problem perkembangan mungkin tidak siap untuk bantal bahkan setelah ulang tahunnya yang kedua.

Baca juga : Bayi Susah Tidur? Obati dengan Pala

Ikuti aturan tidur yang aman di bawah ini:
  • Selalu membuat bayi tidur di dengan punggung di bawah, bukan tertelungkup.
  • Hindari menggunakan bantal hingga usia dua tahun.
  • Bila Ibu memilih bantal untuk balita, pastikan bantal kokoh dan rata.
  • Jika kepala bayi dalam posisi tertentu terlalu lama atau lebih dari dua jam, coba ganti posisi untuk menghindari sindrom kepala datar alasannya yakni tekanan.
  • Pastikan kawasan tidur bayi diletakkan di samping kawasan tidur Ibu dan jauh dari pemanas ruangan atau gadget elektronik lainnya. 
Hal yang sama juga berlaku dengan selimut. Sebaiknya hindarkan menggunakan selimut pada bayi hingga umurnya dua tahun, kecuali bayi selalu berada di bawah pengawasan Ibu. bayi yang aktif di malam hari, mampu dengan mudah terjebak dalam selimut sehingga mampu menyebabkan bayi jatuh, terantuk di kawasan tidur dan bahkan frutrasi.

Untuk membuat bayi hangat di malam hari, maka disarankan untuk mengenakan piyama satu potong dengan kain katun.

baca juga : Berapa Lama Bayi Boleh Dibiarkan Menangis?

Tip Memilih Bantal untuk Bayi

Bila bayi sudah siap untuk tidur dengan menggunakan bantal (tentunya aman),  maka belilah bantal khusus untuk bayi, jangan menggunakan bantal dewasa. Bayi yang tidur dengan bantal berakal balig cukup akal mampu menghirup akumulasi bubuk dan basil yang ada di bantal, sehingga mampu menyebabkan bayi sesak. Pilihlah bantal yang kecil dan kokoh,  tidak perlu lebih besar dari bantal berukuran 12 x 12 inchi. Pilih bantal dengan penutup yang dijahit dan diberi label hypoallergenic, bukan yang penuh dengan bulu.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html