Senin, 18 September 2017

Mengenali Batuk pada Bayi

Batuk ialah cara badan untuk  melindungi diri sendiri. Batuk berfungsi sebagai metode yang digunakan badan untuk menjaga kebersihan susukan udara, membersihkan dahak di tenggorokan, postnasal drip (lendir hidung yang menetes ke adegan belakang tenggorokan), atau belahan makanan yang salah masuk.
Untuk menjalankan fungsi itu, ada dua jenis batuk yaitu:

  • Batuk kering: Jenis batuk yang terjadi saat bayi merasa  cuek atau alergi. Batuk jenis ini membantu membersihkan postnasal drip atau iritasi akhir sakit tenggorokan.
  • Batuk basah: Jenis batuk ini ialah hasil dari penyakit pernapasan yang disertai infeksi bakteri. Ini menyebabkan dahak atau lendir (yang mengandung sel-sel darah putih untuk membantu melawan kuman) untuk membentuk di susukan udara bayi. 

Bayi berumur kurang dari 4 bulan biasanya tidak sering batuk, jadi saat batuk itu menimpa bayi umur 0-4 bulan maka itu artinya serius. Pada kondisi dingin, bila bayi ibu batuk keras mampu jadi ialah respiratory syncytial virus (RSV), infeksi virus berbahaya bagi bayi.

Kemudian berdasarkan penyebabnya, menyerupai dilansir oleh ayahbunda.co.id, batuk mampu disebabkan oleh dua hal:

Batuk alergi.
Salah satu alergen untuk susukan napas disebut inhalan, karena zat-zat yang beterbangan di lingkungan terhirup oleh tubuh. Inhalan yang paling banyak menjadikan alergi ialah bubuk rumah, yang biasanya mengandung tungau (sejenis kutu kecil) bubuk rumah, partikel dari asap rokok, serpihan kulit binatang, serbuk sari tumbuhan, dan zat-zat kimia yang disemprotkan (obat nyamuk, minyak wangi, dan hairspray). Namun, alergen juga dapat berupa makanan, misalnya makanan ringan yang mengandung zat pewarna atau zat pengawet.

Jika anak kebetulan alergi dan mengisap inhalan, maka selaput lendir pada susukan pernapasannya akan terangsang untuk menghasilkan lendir lebih banyak dari biasanya. Akibatnya? Terjadi pembengkakan (edema). Ujung-ujung saraf dalam selaput lendir menjadi terangsang, dan batuklah ia.

Jika pembengkakan terjadi pada susukan pernapasan atas, yaitu di hidung, maka hidung akan tersumbat dan balita pun pilek. Biasanya, sih, disertai juga bersin-bersin. Sebaliknya, bila pembengkakan pada susukan pernapasan bawah, yaitu susukan di paru-paru secara menyeluruh, maka terjadi penyempitan susukan pernapasan. Akibatnya, anak uhuk-uhuk, sesak, dan napasnya berbunyi (mengi) alias asma.

Batuk non-alergi. 
Batuk jenis ini disebabkan infeksi kuman, terutama jenis virus dan bakteri. Proses pembengkakannya hampir sama dengan batuk alergi. Begitu kuman penyakit masuk, selaput lendir pada susukan pernapasan membengkak dan rusak. Akibatnya, produksi lendir berlebihan, hidung tersumbat, dan muncullah batuk.

Batuk non-alergi biasanya disertai demam dan gejala lainnya. Jenis basil yang sering jadi biang keladi infeksi susukan pernapasan atas akut (ISPA) ialah Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Tidak jarang, batuk yang bersifat kronis dikarenakan jenis basil penyebab penyakit tuberkulosis (TBC).

Cara Alami mengatasi Batuk pada Anak
Kadnag, bila dibawa ke dokter, anak akan diberi antibiotik. beberapa orangtua biasanya mengurangi penggunaan antibiotik, sehingga lebih memilih obat biasa atau bahkan obat tradisional.

Yang sering saya lakukan untuk mengatasi batuk anak dengan ramuan tradisional ialah dengan kencur, jeruk nipis dan madu.

Kencur diperas, kemudian diperas di atas saringan teh. Baru kemudian campurkan dengan perasan jeruk nipis dan madu. Kadang anak memuntahkannya kembali karena rasa kencur yang pedas, untuk menyiasatinya tambahkan madu yang banyak jadi rasanya manis.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Kenali Croup pada Bayi dan Anak


Apa itu Croup?
Croup atau yang sering disebut dengan Laryngotracheobronchitis adalah penyakit pernapasan umum di mana pita bunyi (laring) dan tempat tenggorokan (trachea) meradang. Croup biasanya disebabkan oleh virus, menyerupai virus parainfluenza, adenovirus, atau respiratory syncytial virus (RSV). Croup dikaitkan dengan batuk keras, batuk menggonggong dan pernapasan yang berisik. Croup terjadi paling sering pada selesai demam isu dingin, terutama pada belum dewasa antara usia 3 bulan dan 5 tahun. 

Gejala dan Tanda Croup
Croup biasanya dimulai eperti flu biasa dengan pilek dan demam. Setelah beberapa hari, bunyi anak akan tampak serak dan anak akan mengalmai batuk yang keras. Suara batuknya sendiri terdengar menyerupai gonggongan anjing laut. 

Anak juga mungkin memiliki persoalan menarik udara ke paru-paru karena peradangan di akses napas. Suara berisik yang terjadi ketika menghirup disebut stridor. Batuk dan kesulitan bernafas terjadi paling sering di malam hari atau di di tengah malam. Dalam kasus croup spasmodik, anak mungkin tidak memiliki gejala flu sebelum batuk dimulai, tapi batuk dan gejala pernapasan yang sama menyerupai pada anak dengan Croup menular. 



Anak-anak yang lahir prematur atau belum dewasa dengan asma yang diketahui bisa mengalami  gejala Croup yang lebih parah. Secara umum, bagaimanapun, croup hilang dalam beberapa hari, meskipun gejala sesekali dapat menjadi parah. Kadang-kadang seorang anak yang mengalami kesulitan bernafas bisa emnderita batuk yang cepat, nafas tersengal-sengal atau dikombinasikan dengan batuk yang menggonggong. Warna kulit anak mungkin pucat dan biru di sekitar verbal karena kekurangan oksigen. Jika ibu melihat gejala serius ini, maka cepatlah bawa anak ke dokter.

Cara Mencegah Croup
Sulit untuk mencegah anak dari terserang Croup mengingat virus flu umum juga bisa menjadikan Croup. Sering  mencuci tangan dan menghindari kontak bersahabat dengan orang yang sakit dapat mengurangi risiko infeksi. 

Pengobatan untuk Croup
Antibiotik tidak membantu karena croup biasanya disebabkan oleh virus, bukan oleh bakteri. Jika anak menderita croup untuk pertama kalinya, hubungi dokter segera kalau ada tanda-tanda kesulitan bernapas, dehidrasi, demam tinggi, air liur, dan ketidakmampuan untuk menelan air liur. Ini mungkin merupakan tanda dari epiglottitis akut, nanah yang jarang namun berpotensi mengancam nyawa dari epiglotis. 
 
kondisi larink dikala menderita Croup
Jika anak menderita croup sebelum dan ibu mengenali gejala-gejalanya, cobalah langkah-langkah ini:
  • Berikan anak banyak cairan.
  • Topang anak di tempat tidur dengan bantal dan menjaga badan episode atas terangkat sehingga dia akan bernapas lebih mudah.
  • Beberapa anak merasa lebih baik ketika mereka menghirup udara masbodoh dan basah. Membawa anak ke jendela yang terbuka atau membuka pintu freezer.
  • Anak-anak lain membaik setelah menghirup hangat, udara beruap. Bawa anak ke kamar mandi setelah mengisi kolam dengan air hangat selama 10 menit. Minta anak menghirup uang lembab secara pribadi atau melalui handuk basah. Jika menggunakan handuk basah, bisa juga dilakukan di kamar.

Tidurlah cukup bersahabat untuk anak sehingga Ibu bisa mengamati perjalanan penyakit. Gejala dapat meningkatkan di siang hari, tetapi memperburuk lagi untuk dua atau tiga malam. 

segera hubungi dokter kalau anak tidak juga bisa bernapas dengan lebih mudah setelah perawatan di atas. Anak mungkin butuh oksigen, obat-obatan untuk membuka jalur napas dan cairan infus.

(sumber : parents.com)


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Benjolan pada Leher Anak, Diapain Nih?

Apa yang mommy rasakan ketika menemukan benjolan pada leher anak? Panik? Kaget? Takut?

Iya, saya merasakannya. Anak saya yang kedua, si Widya tertangkap tangan ada benjolan di lehernya. Tepatnya di bawah indera pendengaran kanan (agak maju dikit sih). Benjolannya pertama kali saya temukan di tahun 2015. Karena suatu hal, sama sekali belum mampu saya periksakan ke dokter.

Sekitar awal 2016, benjolannya membesar. Sangat-sangat jerawat hingga kelihatan. Padahal awalnya hanya terlihat ketika dia mendongak saja. Saat itu, benar-benar ibarat gendongan tapi di kanan.

Gejala lain yang muncul yaitu badannya sering hangat dan mukanya juga pucat. Walaupun si anak tidak mencicipi apa-apa, benjolannya tidak sakit, acara masih ibarat biasa, tetap saja saya panik. Akhirnya si adek saya bawa ke dokter anak.

Berbagai macam anutan muncul. Jangan-jangan tumor, jangan-jangan kanker. Apalagi pas di dokter anak, sang dokter tidak berani memberi vonis apa-apa alasannya yaitu benjolannya sudah lama. Sang dokter yang memang terlalu overcare juga sudah hingga membicarakan urusan operasi dan tips mencari kamar di rumah sakit. Seketika saya menyesali kealpaan saya alasannya yaitu terlambat membawa si adek ke dokter.

Oleh dokter anak, anak saya dirusuk ke dokter bedah anak. Kebetulan sang dokter bedah ini praktek di RS Surya Husada Denpasar pada hari yang sama, sehingga eksklusif kami samperin.

Udah takut banget kalau si adik harus operasi segala macam. Syukurnya sang dokter bedah yang sudah 11 tahun menangani kasus ibarat ini berkata untuk kasus ibarat ini sangat jarang hingga operasi. Sang dokter jauh berbeda dengan dokter anak yang sebelumnya, lebih kalem dan mampu menenangkan perasaan orangtua pasien yang sudah ketakutan.

Dokter bedah kemudian merujuk si adek ke dokter seorang hebat patologi untuk melaksanakan FNAB (Fine Needle Aspiration Cytology) atau biopsi jarum halus. Ini merupakan tindakan memeriksa suatu adegan tubuh dengan cara menyuntikkan sebuah jarum yang halus (lebih kecil dari jarum suntik biasa) ke adegan tubuh yang ingin diperiksa.

FNAB tidak berlangsung lama. Hanya menusukkan jarum kecil sekali di benjolan. Namun tetap saja si adek ketakutan dan menjerit. Hasil tesnya juga tidak lama, hanya menunggu sekitar satu jam dan hasil sudah keluar.
Ternyata, dari test itu tertangkap tangan bahwa benjolan itu merupakan jawaban dari Reactive lymphoid hyperplasia yaitu pembesaran kelenjar getah bening.

Saat menelpon dokter bedah anak untuk memberikan hasil test,  dokter bilang bahwa kasusnya si adek tidak perlu buru-buru. Saya kemudian diminta konsultasi lagi pada jadwal dia yang berikutnya.

Beberapa hari kemudian, saya kembali konsultasi ke dokter bedah anak. Sang dokter mengatakan bahwa si adek terkena radang sekunder yang membuat benjolannya tambah besar. Akhirnya diberikan antibiotik selama seminggu, dan diminta kontrol lagi ahad depan pada hari yang sama.

Selama seminggu, benjolan berkurang drastis, tidak lagi jerawat ibarat hari kemarin. Namun masih ada sisa, sehingga saya kembali kontrol ahad depannya. Karena hasil obat yang memuaskan, dokter kembali menunjukkan antibiotik dengan jenis serta dosis yang sama selama seminggu.



Seminggu kemudian, benjolan itu ternyata masih ada dengan ukuran yang sama ibarat tahun lalu ditambah dua benjolan gres dengan ukuran kecil-kecil.  Saat kontrol lagi, si adek dan juga kakaknya Cuta (yang ternyata setelah saya cek juga memiliki benjolan serupa tapi lebih kecil) dirujuk ke dokter anak seorang hebat kelenjar untuk menjalani tes mantoux.

Apa itu test mantoux? Ini merupakan alat diagnostik yang hingga ketika ini mempunyai sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi untuk mendiagnosis adanya infeksi tuberkulosis. Prosedurnya yaitu dengan menyuntikkan tuberkuloprotein ke bawah kulit. Lokasi penyuntikan di sekitar lengan.

Kenapa belum dewasa saya harus menjalani test ini padahal hasil FNAB-nya mengambarkan pembengkakan kelenjar getah bening? Karena di keluarga kami pernah ada riwayat TB sehingga disinyalir belum dewasa tertular.

Test ini mungkin hanya ibarat suntikan, tapi efeknya sungguh berbeda pada anak 3 tahun. Si Adek menangis jejeritan, meronta-ronta padahal sudah dipegangi oleh perawat. Suntikannya gagal alasannya yaitu obatnya keluar sehingga test harus diulang di lengannya lagi satu. Saya tidak heran kenapa si Adek ketakutan. Metode suntikannya tidak ibarat suntikan mampu yang asal suntik lalu masukin obat. Tidak. Setelah disuntik, dengan posisi jarum semasih di kulit, sang dokter memastikan posisi jarum di jaringan kulit yang sempurna sebelum memasukan obat. Inilah yang membuat si Adek dan kakaknya menjerit kesakitan.

Setelah test, kami diminta kontrol 3 hari kemudian alasannya yaitu hasil test gres akan kelihatan dalam jangka waktu 48-72 jam. Reaksi tubuh terhadap penyuntikan ini nantinya akan berupa munculnya benjolan kemerahan di sekitar suntikan. Dinyatakan tuberkulosis negatif apabila nilai indurasinya 0-4 mm. Di sisi lain, dinyatakan negatif tuberkulosis apabila nilai indurasinya diatas 10 mm. Jika nilai indurasi berkisar antara 5-9 mm, maka dinilai meragukan (ref: artikelkesehatanwanita.com)

Syukurnya, selama 3 hari itu sama sekali tidak ada tanda-tanda benjolan di lengannya anak-anak. Bekas suntikan memudar dengan cepat, dan ketika kontrol dokter mengatakan bahwa mereka tidaklah terkena TB.

Seketika saya lega. Kenapa? Sungguh mommy, pengobatan TB itu tidaklah gampang. Penderita harus minum obat setiap hari selama enam bulan. Tidak boleh putus barang satu hari saja. Kalau lupa sehari, basil akan resisten terhadap obat. Pada bulan-bulan awal bahkan 4 biji obat yang gedenya minta ampun. Saya membayangkan belum dewasa saya menelan obat-obatan begitu, seketika rasanya mau lemas.

Syukurnya mereka negatif untuk TB. Kemudian, apa yang tolong-menolong terjadi pada mereka hingga memiliki benjolan ibarat itu? Apa pengobatan selanjutnya?

Sang dokter yang juga merupakan seorang hebat kelenjar ini mengatakan bahwa belum dewasa saya mengalami suatu jenis radang yang membuat kelenjar getah bening mereka membengkak (hasil FNAB terang kok, dok). Hal ini katanya umum terjadi pada beberapa anak, tidak akan menghipnotis kesehatan mereka dan juga tidak membutuhkan pengobatan tambahan. Dokternya sendiri bilang benjolan akan hilang dengan sendirinya. Saya hanya harus mengobservasi belum dewasa dan melaksanakan pemeriksaan kalau terjadi radang sekunder yang menjadikan jerawat besar ibarat kemarin.

Ini melegakan. Sungguh, setelah hampir sebulan berkutat dengan problem benjolan ini hingga membayang operasi segala macam.  Segala macam ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang menyita perhatian dan tenaga kesudahannya mampu ditanggalkan (bahasanya novel banget hahahah). Namun biarpun begitu, tetap saya saya masih was-was. Anak saya dua-duanya mengalaminya, saya jadi menduga-duga penyebabnya apa walaupun dokternya tidak mampu menyebut penyebabnya secara spesifik.

Sampai seminggu setelah konsultasi terakhir, tidak ada problem kesehatan berarti bagi mereka. Semoga benjolan tersebut memang mampu hilang dengan sendirinya.

Nah, postingan saya kali ini tujuannya untuk membuat mommy tahu, bahwa tidak semua gejala penyakit harus ditanggapi dengan ketakutan. Namun tetap ya harus waspada, alasannya yaitu benjolan yang tidak wajar ibarat ini mampu jadi sesuatu yang mengkhawatirkan kalau tidak ditindaklanjuti.

Atau mungkin ada mommy yang pernah mengalami problem ibarat belum dewasa saya? 


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Pemberian Susu Bayi Lewat Botol, Panduan dan Tips

Ibu memutuskan untuk memperlihatkan susu bayi lewat botol susu? ada beberapa tips dan panduan nih yang mampu dibaca, diambil dari WebMD. com.

Lebih baik botol Kaca atau botol plastik? 

Beberapa bayi memiliki kesukaan tersendiri pada suatu jenis botol. Namun sebagai Ibu, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan:

Botol plastik lebih ringan dari beling dan anti pecah. Tetapi jangka waktu penggunaannya tidak selama menyerupai menggunakan botol kaca. Di masa lalu, beberapa orang bau tanah memilih botol beling untuk menghindari materi kimia yang disebut bisphenol A (BPA) yang digunakan dalam beberapa botol plastik. Namun sekarang, beberapa botol plastik yang dijual di pasaran sudah BPA Free.

Apa yang harus kita tahu wacana puting / dot bayi
Sebagian besar terbuat dari silikon atau lateks dan memiliki aneka macam macam bentuk. Kadang dot memiliki tingkat ajaran yang berbeda, berdasarkan ukuran lubang pada dot. Ibu mungkin harus mencobakan beberapa jenis dot sebagai pengenalan dan juga memahami yang mana yang bayi suka. Periksa dot sesering mungkin untuk melihat tanda-tanda retak. Gantilah dot dengan teratur terutama bila sudah aus atau berubah warna.

Cuci Botol dan Dot
Ibu dapat mencucinya dengan deterjen khusus dan air panas, dengan tangan atau dalam mesin basuh piring. Lakukan setiap kali digunakan. Untuk botol plastik, lebih baik dicuci dengan tangan sebab beberapa studi pertanda bahwa materi kimia plasti mampu bocor bila terkena suhu panas. kebanyakan andal merasa tidak perlu untuk merebus botol, kecuali pada bulan-bulan awal bayi.

Hanya ASI atau Formula
Pemberian air dan jus tidak dianjurkan untuk dilakukan lewat botol. Penggunaan botol hanya untuk santunan ASI yang dipompa atau susu formula. Campurkan susu formula sesuai dengan takaran. Menambahkan terlalu banyak air mampu mengurangi kandungan gizi selain juga menurunkan asupan garam pada bayi yang mampu menjadikan kejang. Mengurangi air pada campuran susu formula  juga tidak terlalu cantik untuk perut dan ginjal bayi.

Cara Pilih Susu Formula
Kebanyakan orang bau tanah mulai dengan susu yang terbuat dari susu sapi. Ibu bekerjsama juga dapat membeli susu kedelai dan susu sapi jenis hypoallergenic. Pastikan memperlihatkan susu yang diperkaya zat besi. Ibu dapat membeli susu formula dalam bentuk bubuk, terkonsentrasi, atau siap digunakan. Di umurnya yang 6 bulan, bayi harus minum antara 6 dan 8 ons per satu kali minum.

Hangat atau Suhu Ruangan?
Untuk bayi, lebih baik memperlihatkan susu dalam suhu kamar, atau cuek menyerupai suhu air normal. Jika Ibu membuat susu formula hangat, rendam terlebih dahulu susu dengan air dingin, atau guyur dengan air mengalir selama 1-2 menit. Kocok susu dan teteskan sedikit di punggung tangan untuk menguji suhu. Jangan mengujinya di pergelangan tangan, adegan itu kurang sensitif terhadap panas.

Cara menggendong bayi ketika memperlihatkan susu formula

Pakaikan celemek pada bayi dan siapkan kain untuk membersihkan susu yang meleber dari bibirnya. Dudukkan bayi dengan kepala sedikit lebih tinggi dari tubuhnya. Pegang botol dan perhatikan selama beliau menyusu. Coba untuk sendawakan bayi di pertengahan konsumsi susu untuk mencegah gumoh atau muntah.



Bagaimana Ibu tahu kapan bayi simpulan minum?
Si kecil akan membiarkan Ibu tahu kapan beliau simpulan minum susu. Bayi mungkin berhenti mengisap, berpaling dari botol, atau mendorong botol menjauh. Ibu mampu memberinya kesempatan untuk berubah pikiran, tapi jangan memaksa bayi menghabiskan semua yang ada di botol. Jika bayi gumoh, maka Ibu lebih baik mengurangi sedikit asupan susunya.


Cara menyendawakan bayi
Jika bayi perlu bersendawa selama atau setelah makan, peluklah bayi di pangkuan atau mampu juga lekatkan di dada ibu. Tepuk lembut atau gosok punggungnya. Ibu mampu juga dapat meletakkannya di pangkuan dengan posisi perut di bawah, tahan kepalanya dan tepuk pelan punggungnya. Jangan khawatir bila bayi ibu tidak bersendawa, sebab tidak semua bayi melakukannya.

Jika bayi gumoh banyak, maka sendawakanlah beliau setiap beberapa menit selama menyusui. Jangan baringkan bayi atau bermain dengannya selama 45 menit setelah beliau makan. Memeluk bayi dalam posisi tegak atau menopang tubuhnya di dingklik bayi setelah makan. Sehabis gumoh, kondisi bayi akan lebih bila beliau didudukkan.

Haruskah Ibu ganti susu formula?
Jika bayi ibu gumoh terlalu banyak atau rewel, permasalahannya mampu jadi yakni jenis susu formula yang diberikan.  Kadang-kadang, bayi mampu memiliki alergi yang dapat menjadikan hal-hal menyerupai diare, muntah, atau, kulit merah kering. Jika Ibu melihat ini, maka konsultasikanlah pada dokter.

Berapa lama susu mampu disimpan?
Buanglah selalu susu formula yang tersisa di dalam botol. Taruh paket susu formula cair yang sudah dibuka di kulkas dan gunakan selama 48 jam. Jika ibu menggunakan campuran susu formula bubuk, Ibu mampu menyimpannya hanya selama 24 jam di kulkas. Jika susu di luar kulkas lebih dari 2 jam, maka sebaiknya dibuang. buatlah susu formula sesuai kebutuhan bayi, jangan dalam jumlah besar.

Mengenai menyimpanan ASI, mampu dilihat di postingan Manajemen Asi Perah untuk Ibu Bekerja

Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Tips Merebus Botol Kaca ASIP

Apakah Ibu menggunakan botol beling untuk menampung ASI perah? Nah, sehabis pakai, botol beling tersebut  harus dicuci dan disterilkan. Cara sterilisasi biasanya dilakukan dengan cara merebusnya dalam air mendidih.

Nah, berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa cara yang mampu digunakan dalam merebus botol beling wadah ASIP. Apa saja?

Air
Jika Ibu menggunakan air sumur atau air tanah, maka biasanya akan meninggalkan lapisan putih pada bab dalam atau pun luar botol. Nah, cara mensiasatinya adalah, gunakan air matang. Air yang sudah direbus terlebih dahulu, dan kemudian didinginkan, maka kandungan kapurnya akan mengendap.  Kaprikornus dikala digunakan kembali untuk merebus botol, kandungan kapur yang menimbulkan lapisan putih sudah berkurang.


Posisi meletakkan botol
 
Setelah merebus, biasanya botol dalam kondisi panas. Jangan letakan botol dalam posisi terbalik, alasannya yaitu uap panas yang terbentuk akan terkumpul di dasar botol (yang berada di posisi atas). Saat suhu botol mendingin, uap itu akan terkondensasi dan meninggalkan tetes tetes air sehingga bab dalam botol masih tetap basah.

Letakan botol dalam posisi tengadah (bagian verbal di atas) sehingga uap air mampu keluar dengan bebas. Air di bab dalam botol juga akan menguap jawaban dari suhu botol yang tinggi. Untuk menghalangi masuknya bubuk ke bab dalam botol, maka tutup botol-botol yang masih panas itu dengan kain bersih, atau penutup yang berpori. Jangan gunakan tutup panci atau plastik alasannya yaitu uap akan tertahan sehingga membentuk tetesan air yang mampu kembali jatuh ke dalam botol.

Setelah bab dalam botol kering dan suhunya dingin, maka cepat-cepat tutup botol dengan penutupnya untuk menghindari masuknya kotoran atau debu.

Untuk panduan, ASI perah secara lengkap, silahkan mampir ke artikel Manajemen ASI Perah untuk Ibu Bekerja




Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Ketika Balita Tidak Mendengarkan Orangtua

Apakah balita seringkali bersikap seolah tidak mendengar apa yang Ibu katakan? Atau, mereka sama sekali tidak merespons setiap Ibu mengatakan atau meminta sesuatu?

Yap, itulah balita-balita saya. Si Cuta dan Widya. Anak-anak yang dengan siapa blog ini bertahan dan terus berkembang. Cuta sekarang mendekati umur 5, sementara Widya gres saja berulang tahun yang ke-3. Wow, betapa cepat waktu seakan berlalu.

Oke, dengan dua balita sehat laki-laki yang sedang aktif-aktifnya, mungkin Ibu bisa membayangkan bagaimana kondisi di rumah. Anak-anak yang berlarian, berteriak, berebut mainan, bertengkar dan juga tidak mendengar apa pun juga. Jangankan merespons dikala saya meminta ‘Adek, rapikan mainan!”, bahkan dikala saya memanggil “Adek, jangan lari!” pun mereka melengos begitu saja.

Namun, saya menganggap itulah mereka dengan perkembangan balita mereka. Anak-anak yang bahkan hingga harus dipanggil sepuluh kali hingga saya lelah sendiri. jadi alih-alih menunggu mereka merapikan mainan, balasannya saya yang melakukannya alasannya yaitu itu lebih menghemat energi.

Tapi sebenarnya, apakah ini wajar?
Nah, menyerupai biasa. Saya akan membicarakan hal ini berdasarkan sebuah sumber. Kali ini saya ambil dari laman perilaku balita di newkidscenter.com. Selain untuk sharing, ini juga untuk pembelajaran pribadi. Karena saya merasa masih amat sangat kurang dalam memahami kenapa si krucil-krucil sama sekali tidak merespons dikala saya memanggil.

Balita kadang kala tidak akan mendengarkan orang bau tanah mereka alasannya yaitu ketidakmampuan mereka untuk memperhatikan. Jika Ibu terus mengulangi perintah sepuluh kali ke anak maka sang anak bisa membuatkan kebiasaan tidak mendengarkan Ibu hingga Ibu setidaknya mengatakan perintah sepuluh kali lebih.

Sikap mereka yang seolah tidak mendengar juga mungkin berarti sedang mencari perhatian. Namun, kalau Ibu terus mengomel, maka si balita tidak akan tidak akan bisa meningkatkan keterampilan mendengarkan; sebaliknya, hal itu mungkin  mereka kesulitan untuk mendengarkan guru dan teman-teman.
Nah, mengapa balita kadang tidak mendengarkan orangtua mereka?

Salah satu alasannya yaitu mereka mungkin kurang bisa memahami setengah dari kata-kata yang diucapkan kepada mereka. Oleh alasannya yaitu itu, kalau anak tidak akan mendengarkan, kadang kala itu memang merupakan bab dari proses  Anda kadang-kadang, itu yaitu pengembangan alami mereka dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, kalau mereka tidak pernah mendengarkan  Ibu, mungkin merupakan menandakan sebuah masalah sehingga Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter anak.
Beberapa masalah tersebut di antaranya:

Keterlambatan perkembangan balita terutama dalam kemampuan kognitif dan Lisan
Pada umur dua tahun, seorang balita sehat biasanya sudah bisa memahami perintah yang diberikan pada mereka. Namun, belum dewasa dengan keterlambatan kognitif atau mulut mungkin bisa mendengar perintah tapi tidak menafsirkannya. Jika anak Ibu belum bisa mengikuti perintah kecil di usianya yang dua tahun itu, maka berkonsultasi dengan dokter anak.

Tantangan
Anak keras kepala biasanya menggunakan telinga selektif sebagai cara pembangkangan. Anak-anak mungkin hanya tidak ingin mendengarkan beberapa perintah Ibu dan mulai mengabaikan. Meskipun pada kenyataannya mereka memahami mereka dengan sempurna.

Gangguan Spektrum Autisme
Anak-anak yang menderita gangguan autisme spektrum mungkin juga tampak tuli terhadap perintah orangtua mereka. Jika anak menunjukkan tanda-tanda ini, cara terbaik yaitu konsultasi ke dokter

Penurunan Pendengaran
Anak-anak yang lahir tuli atau yang telah menderita beberapa jenis stress berat setelah lahir mungkin kehilangan kemampuan mereka untuk mendengar. Salah satu cirinya yaitu anak yang tidak menanggapi bunyi atau bunyi dalam beberapa bulan pertama mereka.

Gangguan Pengolahan Sensorik
Anak-anak yang menderita gangguan pengolahan sensorik dapat mendengarkan bunyi orang tua, tetapi mereka tidak dapat memahaminya alasannya yaitu otak mereka tidak bisa memproses nada atau bunyi yang dibuat dengan cara yang normal. Gangguan ini membuat anak tidak bisa merespon orangtua atau mengambil bab dalam komunikasi.

Lalu bagaimana cara menanganinya?


Dari laman yang sama, saya mendapat beberapa cara. Yaitu:

Baca Buku untuk Balita
Membacakan mereka buku bisa meningkatkan kemampuan anak untuk mendengarkan. Cobalah membaca dengan keras dan juga mengubah intonasi bunyi sehingga anak tidak kehilangan minat. Belilah buku gres dalam jangka waktu berkala, sehingga anak tidak bosan dan mereka akan terus mendengarkan dengan penuh minat demi mengetahui apa yang terjadi selanjutnya dalam cerita.

Catatan penulis: bab ini suer, benar banget. Anak-anak saya selalu suka setiap dibacakan buku cerita. Bahkan, mereka selalu meminta.

Turunkan Volume Suara dikala memberi mereka perintah
Memberi perintah sambil berteriak dan bangkit akan menakuti ia dan ia tidak akan mendengar apa yang Ibu katakan. Oleh alasannya yaitu itu, yaitu inspirasi yang baik untuk menurunkan volume bunyi dikala memberi anak perintah. Dengan cara ini, ia akan mendengarkan Anda dan bertindak atasnya juga.

Catatan penulis: Hmm... bab ini sepertinya agak... yah, begitulah. Anak-anak, tetap ga dengar

Berbagi dengan Balita
Makan bersama dengan seluruh keluarga yaitu cara yang mengagumkan untuk membuat anak mendengarkan. Ketika semua anggota keluarga berkumpul di satu meja dan makan makanan mereka bersama-sama, mereka akan berinteraksi satu sama lain dan anak akan menerima kesempatan untuk mendengar dan juga terlibat dengan mereka.

Nyatakan Pesan dengan Jelas

Anak-anak memiliki rentang perhatian yang sangat kecil, sehingga Ibu janganlah mengobrol perihal sesuatu sebelum menunjukkan perintah kepada anak. Sebaliknya, cobalah untuk menunjukkan perintah dalam kata-kata kecil dan tepat, sehingga anak dapat dengan mudah mendengarkan dan memahami.

Beri Contoh
Jika Ibu menunjukkan anak perintah tapi si anak tidak mendengarkan, tindak lanjuti perintah itu sesegera mungkin dengan menunjukkan anak apa yang Ibu ingin ia lakukan. Misalnya, dikala Ibu menyuruh mereka merapikan mainan dan mereka tidak mendengar, maka Ibu rapikan mainan itu dengan cepat sehingga bisa melihat. Kalau perlu ajak mereka turut serta.

Memperkuat Pesan 
Setelah menunjukkan perintah kepada anak, cobalah untuk memperkuat perintah itu dengan gerakan fisik. Misalnya, kalau Ibu ingin ia pergi ke kawasan tidur maka matikan lampu, sentuh bahunya dan katakan bahwa sudah waktunya bagi ia untuk pergi tidur.

Berikan Peringatan pada Balita

Berikan anak peringatan dikala sebuah perubahan terjadi secara tiba-tiba. Misalnya, kalau Ibu akan keluar dengan dia, katakan padanya bahwa ia harus meninggalkan acara dan menemani  Ibu. Peringatan ini harus diberikan dengan segera alasannya yaitu anak sama sekali belum bisa melacak dan menghitung waktu.

Berikan Balita Instruksi yang Realistis

Jangan meminta anak untuk melaksanakan semua pekerjaan sekaligus. Misalnya, dikala meminta ia untuk membersihkan kamarnya, katakan padanya pertama untuk merapikan buku-bukunya. Setelah ia selesai dengan buku, gres minta ia merapikan mainan dan lainnya. Dengan cara ini, balita akan melaksanakan hal-hal yang Ibu minta.

Memotivasi Balita Ibu
Memberi perintah dengan berteriak hanya akan menakuti anak.  Cobalah untuk mengatakan sesuatu yang positif pada selesai perintah Ibu. hal ini bertujuan untuk mendorong dan memotivasi anak untuk melaksanakan apa yang Ibu katakan.

Memberi Contoh Baik untuk Balita
Memberi pola yang baik bagi anak  dengan mendengarkan anak dikala mereka berbicara akan membuat mereka mendengarkan Ibu. Karena dikala ia melihat Ibu memperhatikan apa yang ia katakan, ia juga akan mulai memperhatikan apa yang Ibu katakan padanya.

Tips sederhana ya sebenarnya, Bu. Hanya saja, menyerupai saya, kadang melaksanakannya sulit alasannya yaitu kita memandang duduk perkara dari sudut pandang orang dewasa. Kita, tanpa sadar menganggap mereka orang dewasa, yang seharusnya sudah menyahut dengan dua tiga kali panggilan. Kita lupa, bahwa dunia anak dan dunia orang remaja itu berbeda.



Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html

Cara Agar Anak Berhenti Mengompol

Topik kali ini pas banget, Bu, ihwal bagaimana membuat anak supaya berhenti mengompol.  Iya, Widya di umurnya yang 3 tahun kadang masih mengompol. Berbeda dengan kakaknya yang benar-benar sudah bebas ompol di umur yang sama. Walaupun kadang susah, tetapi dengan diingatkan supaya berdiri dan bilang kalau beliau mau kencing, perlahan si Widya mengikutinya juga.

Namun, Ibu juga perlu tahu kenapa sih seorang balita sehat masih saja mengompol?

Masalah mengompol ini memang sangat umum di kalangan anak-anak. Ibu mungkin tidak sering mendengar perihal itu karena biasanya orangtua aib untuk membicarakan ihwal anaknya yang masih mengompol. Namun sebetulnya tidak perlu malu, karena balita mengompol itu bisa disebabkan oleh beberapa hal.

Mengapa Anak-anak mengompol?

Ada sejumlah alasan yang berbeda mengapa belum dewasa mengompol. Beberapa alasan itu di antaranya?

Keterlambatan pematangan kandung kemih
Hal ini terjadi dikala sinyal antara otak dan kandung selama tidur diperlampat karena beberapa alasan. Kaprikornus memang, karena menyangkut perkembangan balita, Ibu tidak akan bisa memaksakan belum dewasa supaya segera  berhenti mengompol.

Rendahnya hormon anti-diuretik (ADH) selama tidur
Masalah ini terjadi dikala hormon yang mengontrol jumlah produksi  urin kita tidak seimbang.

Fungsi Kandung Kemih yang lemah
Walaupun ukuran kandung kemih anak mungkin normal, namun fungsi yang lemah memungkinkan terjadinya ketidaksinkronan data antara yang ada di otak dan keadaan yang sebenarnya. Otak mungkin saja mendapatkan sinyal bahwa kandung kemih anak penuh, bahkan dikala kenyataannya tidak. Kaprikornus urin anak akan keluar demi mengosongkan kandung kemih.

Sembelit
Nah, sembelit juga ternyata berdampak pada mengompolny anak. Hal ini terjadi akhir tekanan yang terjadi pada kandung kemih.

Dokter anak umumnya menganggap mengompol normal untuk belum dewasa hingga usia 6. Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi untuk gangguan ini. Jika anak masih saja mengompol setelah usia itu, maka Ibu harus konsultasi ke dokter.



Cara membuat Anak berhenti mengompol

Batasi Asupan Cairan Sebelum tidur
Membatasi jumlah cairan anak yang dikonsumsi anak sebelum tidur bisa mengurangi kemungkinan ngompol. Walau cara ini memang tidak selalu berhasil. Namun kebanyakan dokter tidak merekomendasikan hal ini karena takutnya anak akan menganggap ini sebagai hukuman atas kesalahan mereka. padahal tidak. Mengompol bukan kesalahan.

Ajak Anak kencing sebelum tidur.
Pastikan anak mengosongkan nya kandung kemih sebelum tidur. Memastikan kandung kemih kosong dapat membantu mengurangi kemungkinan mengompol di malam hari.

Gunakan Alarm Mengompol (Bedwetting alarm)
Alat ini mungkin belum lumrah di Indonesia, tetapi sudah ada di luar negeri. Sebuah alarm mengompol yaitu perangkat yang dipakai pada pakaian atau pakaian dalam anak. Alat ini dihubungkan dengan alarm yang akan membangunkan anak dikala urin keluar untuk pertama kalinya. Anak akan berdiri dan menghentikan pembuangan urin yang tidak disengaja itu. anak akan meminta ke kamar mandi untuk menyelesaikan kencing.

Penggunaan  alat ini dinyatakan sebagai salah satu cara  yang paling efektif  demi menghentikan problem mengompol secara jangka panjang. Banyak keluarga telah menemukan alat ini sebagai sebuah solusi yang lebih baik daripada grafik reward atau bahkan obat dalam beberapa kasus.

Jangan Menyalahkan, Jangan Mengkritik
Jangan menyalahkan anak dikala mereka mengompol. Seringkali, ini terjadi di luar kendali mereka. Kadang tanpa disalahkan pun, anak sudah merasa buruk karena mereka mengompol. Dukung anak Ibu, tunjukkan bahwa Ibu dan keluarga mencintai mereka, tidak peduli apakah mereka masih mengompol atau tidak.

Jelaskan kepada anak Anda
Ketika mengompol menjadi sebuah masalah, anak Ibu mungkin akan merasa buruk atau bertanya pada Ibu ihwal mengapa mereka mengompol. Jelaskan kepada mereka dengan cara sederhana, bahwa antara kandung kemih dan otak mereka belum berbicara satu sama lain dengan benar, dan kedua organ itu butuh hal-hal berbeda supaya bisa berkomunikasi secara efektif. Sekali lagi, jangan pernah menyalahkan anak karena mengompol.

Melatih kandung kemih
Melatih kandung kemih dilakukan dengan cara meminta anak menahan kencing selama beberapa menit dikala mereka ingin pipias. Hal ini akan memperkuat kemampuan anak untuk mengontrol pedoman urin dan membantu mereka untuk terhindari dari mengompol di malam hari.

Konsultasi dengan dokter

Hal ini perlu dilakukan kalau urusan mengompol sudah menjadi masalah. Dokter akan memantau kemajuan anak. Dokter juga akan memiliki solusi untuk membantu dan mengevaluasi keseluruhan akar penyebab masalah.

Mempertimbangkan penggunaan Obat
Ada obat yang dapat membantu mengontrol kandung kemih, tetapi hanya dokter anak yang boleh menentukan apakah anak Ibu memang harus mendapat obat itu atau tidak. Obat-obatan menyerupai hanya untuk jangka pendek dan akan dihentikan kalau anak berhenti mengompol.


Sumber http://www.makananbayi-sehat.com/2013/05/menu-makanan-bayi-rumahan-sesuai-umur.html